Awal tahun 2025 dibayangi ketidakpastian pasar finansial yang membuat banyak investor kehilangan arah. Perubahan proyeksi suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang lebih rendah dari perkiraan memicu volatilitas pasar global. Namun, Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengingatkan agar investor tidak larut dalam bias yang dapat mengaburkan pengambilan keputusan.
“Di kuartal pertama dan ketiga 2024, pasar terlalu optimistis ekonomi AS akan segera melambat, sementara di kuartal kedua dan keempat justru pesimisme melanda karena data ekonomi yang persisten dan kemenangan Trump,” jelas Freddy.
Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan, Investor Was-was dan Ragu Tanamkan Modal
Ia menambahkan bahwa investor sering terjebak dalam bias “greed” (keserakahan) saat pasar optimis dan bias “fear” (ketakutan) saat pesimisme melanda.
Menurut Freddy, tantangan terbesar bagi investor saat ini adalah tetap fokus pada potensi dan katalis jangka menengah hingga panjang, alih-alih terpengaruh oleh hambatan jangka pendek. “Walaupun terkadang sulit, kita harus melihat segala aspek secara utuh dan meminimalkan bias,” ujarnya.
Freddy memproyeksikan beberapa katalis positif yang dapat mendukung pasar dalam jangka panjang, termasuk pemangkasan suku bunga The Fed dan BI yang masih berlanjut, kebijakan populis pemerintah yang mendukung konsumsi, serta harapan kebijakan Trump 2.0 yang tidak menimbulkan disrupsi global besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement