Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Alami Koreksi, Arah Kebijakan Trump Jaga Pergerakan Dolar AS

Meski Alami Koreksi, Arah Kebijakan Trump Jaga Pergerakan Dolar AS Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) tercatat melemah pada penutupan perdagangan di Kamis (16/1). Hal ini menyusul data perekonomian terbaru yang membuat adanya ekspektasi penurunan suku bunga lebih cepat dari Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari CNBC International, Jumat (17/1), indeks dolar tercatat mengalami koreksi hingga 0,09% ke 108,92. Hal ini mencerminkan sikap hati-hati investor terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan ke depan di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: ICP Desember Turun, Ekonomi China dan Penguatan Dolar Jadi Biang Kerok

Analis UBS Investment Bank, Vassili Serebriakov mengatakan bahwa pasar merespons rilis data ekonomi terbaru dengan mengambil aksi jual untung usai rally dolar yang cukup signifiikan beberapa waktu ini.

Inflasi inti secara tahunan hanya naik 3,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar sebesar 3,3%. Data tersebut disusul dengan klaim pengangguran awal yang hanya naik menjadi 217.000 di 11 Januari 2025.

Pelemahan data tenaga kerja serta inflasi inti yang lebih rendah menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi hingga menguatkan ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih cepat dari Federal Reserve (The Fed).

Pasar kini memproyeksikan pemotongan suku bunga sebesar 37 basis poin (bps) hingga akhir 2025. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi sebelumnya yang hanya sebesar 31 bps.

Vassili menegaskan meski data ekonomi menunjukkan adanya sinyal penurunan suku bunga lebih cepat, pasar masih menaruh harapan terhadap arah kebijakan dari Donald Trump.

“Pasar cenderung membeli dolar pada level rendah, dengan ekspektasi kebijakan pro-dolar dari pemerintahan baru,” jelasnya.

Baca Juga: Rilis Data Ekonomi Terbaru Bikin Optimisme Penuhi Bursa Asia

Fokus utama investor adalah kemungkinan kebijakan agresif yang akan diterapkan dalam pemerintahan selanjutnya seperti tarif impor baru, insentif pajak hingga langkah-langkah fiskal yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan tekanan inflasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: