Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suksesnya Super Indo di Tangan Salim Group, dari 9 Gerai Menjadi 239 Gerai

Suksesnya Super Indo di Tangan Salim Group, dari 9 Gerai Menjadi 239 Gerai Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Super Indo adalah jaringan supermarket di Indonesia yang sudah berkembang sejak tahun 1997. Hingga 1 Agustus 2024, Super Indo sudah memiliki ratusan gerai di 40 kota besar di Pulau Jawa dan Sumatra bagian selatan, termasuk enam gerai waralaba yaitu Super Indo Express. Jaringan bisnis ini pun telah mengelola lebih dari 10 ribu karyawan. 

Kelahiran Super Indo tidak bisa dilepaskan dari Supermarket Gelael yang didirikan oleh Dick Gelael. Bermula dari toko sederhana yang dibangun oleh Dick Gelael dan sang istri Elisabeth pada tahun 1957 di Jalan Falatehan Jakarta, Gelael Supermarket lahir pada tahun 1970 atas dukungan kemitraan oleh dua kerabat Dick Gelael, Mohammad Rasjid Thamrin dan Rudy Tanudjaja Saputra.

Uniknya, salah satu toko ritel modern pertama Indonesia ini memiliki strategi menargetkan ekspatriat dan kalangan kelas atas. Maka, tak heran jika barang-barang yang dijual ketika itu mayoritas diimpor dari luar negeri. Strategi itu pun berhasil dan nyaris tidak ada kompetitor, kecuali Hero Supermarket yang juga lahir di Jalan Falatehan Jakarta.

Penampilan Supermarket Gelael lalu menjadi lebih berbeda dari kompetitor setelah pada tahun 1978, Dick memperoleh lisensi untuk menjadi waralaba KFC di Indonesia melalui PT Fast Food Indonesia. Gelael memiliki saham dalam perusahaan tersebut dan gerai-gerai Gelael umumnya juga menaungi gerai-gerai KFC. 

Baca Juga: Termasuk Bakrie Group, Ini Deretan Orang Kaya Indonesia yang Sukses Punya Klub Sepak Bola Luar Negeri

Pada 1992, Salim Group turut menjadi pemilik Supermarket Galael bersama PT Gelael Supermarket. Salim Group juga menjadi mitra Gelael dalam kepemilikan KFC di Indonesia. 

Namun, berbeda dengan KFC Indonesia yang masih berjalan hingga saat ini, kemitraan Supermarket Gelael antara PT Gelael Supermarket dan Salim Group tidak berjalan lancar. Tak lama setelah masuknya Salim Group, jaringan supermarket ini justru merugi dan menutup beberapa gerai sehingga membuat keduanya pecah kongsi. Salim Group yang ketika itu ingin menambah saham pun ditolak oleh Dick Gelael. 

Dengan pecah kongsi tersebut, sebanyak 18 gerai Supermarket Gelael yang tersisa di di Jakarta, Batam, Bandung, Semarang, hingga Solo pun dibagi dua. PT Gelael Supermarket mendapat sembilan gerai dan Salim Group juga mendapat sembilan gerai. 

Dalam melanjutkan bisnis ritel ini, Salim Group akhirnya menggandeng jaringan ritel internasional yang berpusat di Belanda, Delhaize Group. Sembilan gerai yang menjadi bagian Salim Group kemudian diubah nama menjadi Super Indo di bawah PT Lion Super Indo. Dengan penambahan tiga gerai, maka terhitung ada 12 gerai Super Indo ketika pertama kali dimulai pada 1997.

Baca Juga: Cerdiknya Tomy Winata, dari Bangun Barak Tentara hingga Sukses Bangun SCBD

Kini Super Indo terus berkembang dan menjadi salah satu tempat belanja terpercaya oleh konsumen Indonesia. Citranya sebagai ritel dengan produk lengkap dan kerap menawarkan harga murah masih terus melekat. Berdasarkan wawancara Kontan, jumlah terbaru gerai Super Indo kini mencapai 239 gerai per Oktober 2024. Jumlah tersebut bakal terus naik di tahun ini. 

Sementara itu, nasib berbeda dialami oleh Supermarket Gelael. Setelah Dick Gelael wafat pada 2014, kepemimpinan Supermarket Gelael dilanjutkan oleh Elisabeth dan anaknya Ricardo. Pada tahun 2024, Supermarket Gelael terhitung hanya berjumlah 10 gerai yang tersebar di Jakarta, Semarang, Batam, Bandar Lampung, Makassar, Gorontalo, Manado, Jayapura, dan Timika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: