- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Cadangan Energi Bersih Capai 3.700 GW Tapi Baru Terpasang 1%, Rosan Undang Investor Asing

Indonesia tengah memanfaatkan potensi energi terbarukan untuk mendorong keberlanjutan industri. Meski memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, dengan total kapasitas energi terbarukan mencapai 3.700 GW, kapasitas terpasang baru mencapai kurang dari 1 persen. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, dalam sesi panel "Industrial Clusters as Energy Pioneers" di World Economic Forum (WEF).
Indonesia memiliki potensi besar dalam tenaga surya, angin, air, panas bumi, hingga gelombang laut. Namun, Rosan mengingatkan bahwa pemanfaatannya memerlukan kolaborasi pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia.
“Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, khususnya di Jawa dan Sumatra, namun yang telah terpasang saat ini baru kurang dari 1 persen. Ini menunjukkan peluang besar yang masih bisa digarap,” tuturnya.
Baca Juga: Bahlil Dorong Kerja Sama Energi dengan India, Fokus pada Biofuel dan Energi Terbarukan
Dalam paparannya, Rosan mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengembangkan klaster industri berbasis energi bersih dengan kapasitas hingga 6,6 GW. “Target kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi sebesar 6,6 GW di klaster ini menggunakan energi bersih,” ujarnya. Ia juga menyebutkan salah satu klaster yang telah ada saat ini menggunakan sekitar 4,5 GW energi dan akan diperluas hingga 2,5 GW.
Menteri Rosan menekankan pendekatan klaster industri untuk menciptakan ekosistem industri berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah klaster nikel yang mengintegrasikan seluruh rantai pasok dari produksi hingga daur ulang baterai kendaraan listrik. Dengan pencapaian ini, Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang memiliki klaster industri dengan target emisi nol.
Ia juga menyampaikan pentingnya keberlanjutan dalam setiap proyek baru di kawasan industri. “Kami terus mendorong perusahaan, baik lokal maupun asing, untuk menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek yang mereka jalankan,” tambahnya.
Baca Juga: Prabowo: Indonesia Termasuk Negara Maju dalam Transformasi Energi ke EBT
Menteri Rosan mengajak mitra internasional untuk bersama-sama mewujudkan target emisi nol, dengan optimisme bahwa Indonesia dapat mencapainya lebih awal dari tahun 2060, seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo. Pemerintah juga terus menyederhanakan regulasi dan memberikan insentif fiskal untuk menarik investasi di sektor ini.
“Dengan teknologi baru, kemauan politik yang kuat dari pemerintah, serta dukungan penuh rakyat Indonesia, kami yakin dapat mencapai target ini,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement