
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa transformasi pertanian tradisional ke sistem pertanian modern harus segera dilaksanakan. Pasalnya, langkah tersebut diyakini mampu untuk menekan biaya produksi hingga 50% sekaligus meningkatkan hasil panen hingga 100%.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku tengah mengembangkan klaster pertanian berbasis teknologi tinggi di berbagai wilayah Indonesia untuk mewujudkan pertanian modern. Adapun daerah yang dimaksud yakni Kalimantan Tengah, Papua Selatan, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Kementan Pastikan Harga Gabah Rp6.500: Monitoring Harga di Daerah Digencarkan
"Kami membangun klaster dari hulu hingga hilir dengan teknologi tinggi, seperti yang dilakukan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Vietnam, dan China," ujar Amran dalam acara Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru di Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Target 1 Juta Hektare Lahan Modern pada 2025
Pihaknya juga menargetkan transformasi pertanian modern bisa segera diterapkan di lahan seluas 500 ribu hingga 1 juta hektare pada tahun 2025. Amran mengaku optimis jika langkah ini bakal membawa Indonesia mnejadi salah satu lumbung pangan dunia.
Misalnya di Papua, Kementan mengaku mengembangkan lahan tidur di Merauke menjadi lahan produktif dengan adanya sistem mekanisasi penuh. Pengolahan 1 hektare lahan dengan memanfaatkan teknologi yang canggih kini hanya membutuhkan waktu 2 – 4 jam saja dibandingkan dengan cara manual yang bisa memakan waktu hingga 20 tahun.
"Kalau ingin pertanian berkelanjutan, harus gunakan teknologi. Jika tidak, pasti ditinggalkan," tegas Amran.
Generasi Muda Tertarik Bertani dengan Teknologi
Selain melakukan modernisasi lahan, keterlibatan generasi muda juga menjadi atensi utama dari pihaknya. Menurut Amran, sudah ada lebih dari 27 ribu anak muda telah bergabung dalam Brigade Swasembada.
"Milenial tertarik jika pertanian menguntungkan dan menggunakan teknologi tinggi. Di Merauke, pendapatan petani bisa mencapai Rp20 juta per bulan. Begitu juga di Aceh," ungkapnya.
Baca Juga: Mentan Klaim Produksi Padi Naik, Harga Beras Jadi Turun di Awal 2025
Amran berharap, dengan adanya transformasi ini sektor pertanian menjadi lebih efisien, berdaya saing tinggi, serta mampu menopang ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement