
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungakapkan industri manufaktur mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, dari mulai eskpor industri nonmigas hingga realisasi investasi.
Pada 2024, ekspor industri pengolahan nonmigas yang mencapai USD196,54 miliar memberikan andil 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional yang mencapai USD264,70 miliar.
Baca Juga: China 'Diserang' Trump, Industri Asia Diprediksi Semakin Tertekan
Kemudian realisasi investasi industri manufaktur sepanjang tahun 2024 menembus Rp721,3 triliun atau memberikan kontribusi 42,1 persen terhadap total realisasi investasi di Indonesia sebesar Rp1.714,2 triliun.
Sumbangsih investasi manufaktur tahun 2024 juga menjadi yang tertinggi daripada sektor lainnya, dan naik drastis dibanding realisasi tahun 2023 yang mencapai Rp596,3 triliun.
Selain itu, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Januari 2025 berada pada level 51,9 atau naik 0,7 poin dari capaian bulan sebelumnya di angka 51,2. Fase ekspansif ini merupakan titik tertinggi sejak bulan Mei 2024.
Angka ini mampu melampaui PMI manufaktur Taiwan (51,1), Korea Selatan (50,3), China (50,1), Amerika Serikat (50,1), Thailand (49,6), Vietnam (48,9), Jepang (48,8), Malaysia (48,7), Myanmar (47,4), Inggris (48,2), dan Jerman (44,1).
“Di tingkat ASEAN, Indonesia satu-satunya negara yang mengalami kenaikan ekspansif PMI manufaktur Januari 2025 dibanding Desember 2024. Lainnya banyak yang mengalami penurunan level, sedangkan Malaysia naik tetapi masih berada di level kontraksi,” jelas Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (4/2).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement