
PT PLN (Persero) terus mengoptimalkan pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), abu sisa pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sebagai bahan baku infrastruktur yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sepanjang 2024, PLN berhasil memanfaatkan 3,4 juta ton FABA yang dihasilkan dari 47 PLTU di seluruh Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa pemanfaatan FABA tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi katalis penggerak roda ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).
"FABA dapat dimanfaatkan kembali menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar PLTU," ujar Darmawan.
Baca Juga: Targetkan Co-Firing 52 PLTU, PLN Butuh 10,2 Juta Ton Biomassa di 2025
Pemanfaatan FABA sepanjang 2024 digunakan untuk berbagai sektor, termasuk sebagai lapisan pengeras jalan sebesar 1,73 juta ton, substitusi semen sebesar 1,24 juta ton, bahan baku beton sebesar 227,5 ribu ton, beton pracetak seperti paving, batako, kansteen, U ditch, dan tetrapod sebesar 92,4 ribu ton, material Non Acid Forming 49,6 ribu ton, serta pembenah tanah sebesar 8 ribu ton.
"Dengan berbagai inovasi dan regulasi yang mendukung, PLN Group optimistis pemanfaatan FABA akan terus meningkat, memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendukung upaya keberlanjutan lingkungan," ujar Darmawan.
FABA saat ini telah dimanfaatkan oleh lebih dari 200 UMKM dan kelompok masyarakat untuk berbagai produk, menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung perbaikan infrastruktur desa. Salah satunya adalah pembangunan fasilitas umum yang menggunakan material FABA di Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: Lewat Implementasi Co-Firing di 47 PLTU, PLN Hasilkan 1,67 MWh Energi Hijau di 2024
Kepala Desa Tanah Merah, Lazarus Dillak, mengapresiasi PLN yang telah berkontribusi meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pemanfaatan FABA. Menurutnya, sarana umum yang dibangun dari material FABA ini berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
“PLN memberikan bantuan sarana fasilitas umum berupa jalan setapak, tandon air, tempat cuci tangan, dan panggung yang terbuat dari FABA. Harapannya ini dapat menjadi katalisator bagi peningkatan produktivitas dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas,” ungkapnya.
Pemanfaatan FABA juga diterapkan dalam proyek jalan tol IKN, di mana FABA digunakan sebagai bahan campuran pelindung tumbukan kapal (fender) di Jembatan Bentang Panjang Pulau Balang dan proyek duplikasi Jembatan Bentang Pendek Pulau Balang. Selain itu, FABA banyak digunakan di sektor pertambangan untuk menggantikan material Non Acid Forming yang berfungsi mencegah pembentukan air asam tambang. Hal ini diperkuat dengan telah ditetapkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) 9264:2024 tentang FABA sebagai bahan pelapis material Potentially Acid Forming pada 2 September 2024.
Baca Juga: PLN Targetkan Pasang CCUS 19 GW di 2060
Pemanfaatan FABA untuk mencegah pembentukan air asam tambang telah diterapkan oleh PT Guguk Tinggi Coal (GTC) di Sawahlunto, Sumatera Barat, dengan memanfaatkan FABA dari PLTU Ombilin. Ke depan, FABA dari PLTU Bukit Asam juga akan dimanfaatkan oleh tambang milik PT Bukit Asam.
Penggunaan FABA dalam infrastruktur juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Pemanfaatannya dalam pembuatan semen Portland Composite Cement (PCC) dan campuran beton telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 325.021 ton CO2e. Beberapa perusahaan besar yang telah memanfaatkan FABA dari PLTU PLN untuk bahan baku semen antara lain Semen Indonesia, Semen Bosowa, Semen Grobogan, dan Semen Padang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement