Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Perusahaan Sawit Laporkan Infeksi Ganoderma, GAPKI Bentuk Konsorsium

Dorong Perusahaan Sawit Laporkan Infeksi Ganoderma, GAPKI Bentuk Konsorsium Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mendorong perusahaan perkebunan sawit untuk lebih transparan dalam melaporkan penyakit mematikan yang mengancam produktivitas sawit, yakni Ganoderma.

Pasalnya, hingga saat ini masih belum ada data akurat mengenai luas lahan yang terdampak di Indonesia. berbanding terbalik dengan Malaysia yang mencatat 14% atau sekitar 400.000 hektare lahan sawit terinfeksi berdasarkan survei tahunan dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Sebagai langkah konkret untuk mengatasi Ganoderma, GAPKI membentuk Konsorsium Ganoderma Indonesia yang bekerja sama dengan Persatuan Fitopatologi Indonesia (PFI) dan Perhimpunan Ilmu Pemuliaan dan Perbenihan Sawit Indonesia (PIPPSI).

Baca Juga: Ganoderma Ancam Perkebunan Sawit, Malaysia dan Indonesia Perkuat Strategi Pengendalian

Konsorsium ini memiliki berbagai kelompok kerja yang salah satunya bertugas mengembangkan database Ganoderma guna mengumpulkan data serangan penyakit tersebut.

Dalam keterangannya di acara 2nd ISGANO yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Ketua Konsorsium Ganoderma sekaligus Director of Seed Production and Laboratories PT Socfindo, Indra Syahputra, meminta kepada perusahaan perkebunan sawit untuk segera melaporkan kasus infeksi melalui aplikasi si Gano.

“Jika semua perusahaan melaporkan serangan Ganoderma, kita akan memiliki peta sebaran penyakit yang lebih jelas, sehingga riset bisa lebih fokus dalam menangani dan mengendalikannya,” ujar Indra, dikutip Senin (10/2/2025).

Baca Juga: Ancaman Ganoderma Belum Usai, Pemerintah Dorong Inovasi Benih Sawit Tahan Penyakit

Konsorsium juga menaruh perhatian pada kesadaran para petani sawit terhadap bahaya ancaman Ganoderma ini. Indra mengamati bahwa minimnya pemahaman petani terhadap penyakit busuk pangkal batan atau BPB ini membuat infeksinya makin sulit dikendalikan.

Maka dari itu, program tersebut, kata Indra, menargetkan petani, petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta penangkar bibit sawit agar mereka dapat mengenali dan mengendalikan penyebaran penyakit lebih dini.

Langkah lainnya adalah pengembangan planting material tahan Ganoderma, mengingat benih tahan penyakit ini masih terbatas dan berharga mahal. Konsorsium berupaya mengembangkan metode seleksi yang lebih cepat dan akurat, guna mempercepat produksi bibit sawit yang lebih tahan terhadap infeksi.

“Dengan kolaborasi ini, diharapkan industri sawit nasional dapat lebih siap menghadapi ancaman Ganoderma serta meningkatkan produktivitas perkebunan, baik skala besar maupun rakyat. #PetaniCerdasGanodermaTuntas menjadi slogan yang digaungkan sebagai bagian dari upaya menyadarkan petani dan pemangku kepentingan akan pentingnya penanggulangan penyakit ini,” tutur Indra.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: