
Investor China ramai-ramai tengah menaruh perhatian terhadap sektor properti di Australia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan dalam hal penyelesaian pembelian rumah hingga minat terhadap properti premium dalam negara tersebut dari China.
General Manager Plus Agency Sydney, Peter Li mengatakan bahwa pihaknya menyoroti adanya peningkatan pemesanan terhadap properti hingga 20% dari China. Hal ini terjadi berbarengan dengan periode dari Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Sulit Melawan Kehendak Beijing, Dominasi Industri Chip Lawas Taiwan Perlahan Digeser China
“Permintaan dari pembeli (China) meningkat sebesar 20 persen selama periode liburan,” ujarnya seperti yang dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Senin (10/12)
Li mengatakan bahwa investor China kini mencari rumah dengan harga lebih dari A$1 juta (US$627.000). Angka tersebut lebih tinggi dari anggaran yang mereka tetapkan sebelumnya. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, ia mengaku mendapatkan sejumlah permintaan dari negara tersebut untuk rumah-rumah besar di Sydney.
Li mengatakan bahwa naiknya minta investor China terhadap properti ini tidak terlepas dari naiknya angka ekspatriat negara tersebut di Australia. Per Juni 2022, sekitar 600.000 orang kelahiran China tercatat tinggal di Australia. Angka tersebut meningkat 47 persen dibandingkan satu dekade sebelumnya.
Masyarakat China ini memiliki kedekatan budaya dan ikatan keluarga yang kuat, sehingga banyak dari mereka memutuskan untuk membeli rumah agar bisa bersama dengan keluarga mereka di Australia.
“Anggota keluarga besar mereka membeli rumah di Australia karena ingin tinggal bersama, terutama di masa pensiun mereka,” kata Li.
Adapun tahun lalu, investor China tercatat menjadi pembeli asing terbesar dalam properti residensial Australia, dengan total 2.000 unit senilai A$2,6 miliar. Mereka diikuti oleh investor berbasis Hong Kong, yang membeli 409 unit senilai A$400 juta. Investor dari Taiwan berada di posisi ketiga, dengan 395 unit senilai A$400 juta.
Di segmen real estat komersial, warga China membeli 200 unit senilai A$4,2 miliar. Angka tersebut menjadikan mereka kelompok investor asing terbesar ketujuh berdasarkan nilai transaksi di Australia.
“Australia juga menarik karena perjalanan bolak-balik ke China lebih mudah, dan zona waktunya relatif mirip dibandingkan dengan negara populer lainnya seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris,” tambah Li.
Di sisi lain, investor China membeli properti di Australia karena juga sebagai strategi untuk melindungi nilai aset mereka menyusul ketegangan geopolitik dan kekhawatiran ekonomi yang terjadi di China.
Baca Juga: Sembari Awasi Trump, Bursa Asia Nantikan Perbaikan Ekonomi China
Konflik dagang AS-China belum melihat tanda-tanda akan adanya negosiasi untuk kedua belah pihak. Di sisi lain, Beijing juga belum menunjukkan adanya perbaikan ekonomi meski telah mendapatkan beragam stimulus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement