Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba BRI 2024 Nyaris Stagnan! Hanya Naik Tipis ke Rp60,64 Triliun

Laba BRI 2024 Nyaris Stagnan! Hanya Naik Tipis ke Rp60,64 Triliun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut hanya naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya Rp60,1 triliun. 

Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut mencerminkan ketangguhan kinerja keuangan perusahaan sepanjang tahun lalu.

"Sepanjang tahun 2024, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp60,64 triliun," kata Sunarso dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal IV 2024, Jakarta, Rabu (12/2/2025). 

Baca Juga: Toreh Kinerja Solid Sepanjang 2024, BRI Optimistis Tumbuh Berkelanjutan

Selain itu, total aset BRI tumbuh 1,42% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1.993 triliun. 

Sunarso menjelaskan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil dari konsistensi BRI dalam melayani dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Hal ini terlihat dari penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp1.355 triliun, tumbuh 6,97% (yoy). Mayoritas penyaluran kredit tersebut didominasi oleh sektor UMKM, yang mencapai Rp1.110 triliun atau 81,97% dari total kredit BRI.

"Jadi, begitu besar jumlah nasabah yang diberikan kredit oleh BRI. Bukan memberikan kredit kepada pihak itu-itu saja, tetapi BRI memberikan kredit diecer kepada seluruh sebagian besar UMKM di Indonesia," ujar Sunarso.

Di sisi lain, pertumbuhan kredit juga diiringi dengan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) BRI berhasil ditekan dari 2,95% pada tahun sebelumnya menjadi 2,78% pada 2024.

"Hal ini bisa dibaca dari membaiknya rasio non-performing loan atau NPL yang tahun lalu di level 2,95 persen dan sekarang NPL bisa kita turunkan menjadi 2,78 persen," jelas Sunarso.

Baca Juga: Sudah Setor Rp10,8 Triliun ke Negara, Bos BRI Pamer ke Sri Mulyani: Ini Baru Uang Muka, Bu!

Untuk menjaga stabilitas keuangan, BRI juga mempersiapkan pencadangan yang lebih dari cukup dengan NPL coverage ratio sebesar 215%.

"Maka kalau kreditnya macet, kita masih punya cadangan dua kali dari jumlah kredit macet itu untuk membayar kewajiban kita membayar tabungan, deposito, dan kilo nasabah simpanan," kata Sunarso.

Dari sisi pendanaan, BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.365 triliun, yang mayoritas berasal dari dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).

"Karena serving account, porsi dana murahnya mencapai 67,3 persen atau setara dengan Rp919 triliun dana masyarakat yang dihimpun di BRI merupakan dana murah," tutup Sunarso.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: