
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menjalankan kebijakan efisiensi anggaran tanpa pengorbanan yang berat.
Adapun yang dipangkas, kata Dedi, adalah seminar dan studi banding yang telah dilakukan selama puluhan tahun, namun tidak menghasilkan apapun kecuali surat pertanggungjawaban (SPJ) keuangan.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran, Pemprov Jabar Alihkan Belanja Hura-hura Jadi Bermanfaat
"Oh, enggak ada pengorbanan. Yang berkorban yang biasa jalan-jalan ke luar negeri, enggak usah. Yang biasa piknik dengan berbau studi banding, enggak usah. Yang biasa seminar-seminar, enggak usah. Itu saja," ungkapnya, dikutip Kamis (20/2).
"Untuk memenuhi kebutuhan dasar warga Jawa Barat, karena kegiatan seperti itu berpuluh-puluh tahun tidak menghasilkan apa pun kecuali SPJ," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia pun mengungkapkan terdapat alokasi anggaran yang aneh yang ditemukannya saat menyisir belanja daerah.
"Ada. Misalnya begini bantuan membangun ruang kelas baru Rp60 miliar, tapi anggaran pembelian alat telekomunikasi sekolah Rp730 miliar itu kan aneh. Kelas belum ada perangkat digital disiapin, aplikasi aplikasi kita mulai hapuskan kalau gak bermanfaat bagi kepentingan publik," ucapnya.
Selain itu, dirinya juga menghapus sejumlah alokasi anggaran untuk baju dinas hingga perjalanan dinas, sehingga berhasil mengefisiensi hingga 40 persen anggaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement