Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gandeng UNIDO dan SECO, KKP Siapkan Strategi Dorong Produk Perikanan Berdaya Saing Global

Gandeng UNIDO dan SECO, KKP Siapkan Strategi Dorong Produk Perikanan Berdaya Saing Global Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan strategi mendorong produk perikanan Indonesia lebih kompetitif di pasar global dengan bekerja sama bersama United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Swiss Economic Cooperation and Development (SECO).

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengatakan kolaborasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung program prioritas nasional, seperti swasembada pangan, hilirisasi, dan makan bergizi (MBG).

Baca Juga: KKP Gandeng Berbagai Pihak Percepat Implementasikan Nilai Ekonomi Karbon

Melalui Global Quality and Standards Programme (GQSP), kolaborasi ini fokus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha perikanan melalui pelatihan dan pendampingan teknis, serta penerapan standar operasional prosedur (SOP), termasuk aktivasi dan promosi merek (branding) komoditas perikanan unggulan, seperti udang, rumput laut, dan bandeng.

Lewat kolaborasi tersebut, KKP mendorong inovasi, diversifikasi, peningkatan kualitas, dan kepatuhan terhadap standar produk. Upaya ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi, peningkatan mata pencaharian masyarakat, serta menjaga keberlanjutan ekosistem sumber daya kelautan dan perikanan.

"Pendampingan dalam penyusunan SOP untuk setiap entitas usaha diarahkan menjadi naskah akademik yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan regulasi terkait standar komoditas, agar mampu bersaing di pasar global," ucap Budi, dikutip dari siaran pers KKP, Jumat (21/2).

Selama tahun 2024, kolaborasi tersebut telah dilaksanakan di 16 kabupaten/Kota yang tersebar di 11 provinsi. Budi Sulistiyo mencontohkan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah budi daya rumput laut jenis “ulva” di Takalar (Sulawesi Selatan), Gunung Kidul (DI Yogyakarta), dan Buleleng (Bali). 

Hasilnya, 6 kelompok pengolah keripik ulva berhasil meningkatkan mutu produk mereka melalui perbaikan penerapan standar mutu produk dan pengemasan,  serta strategi perluasan pasar, termasuk membuka peluang untuk menembus pasar ekspor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: