Perkuat Pasar Sebagai Pusat Aktivitas Ekonomi Rakyat, Wamendag Ajak Dukung Gernas Mapan

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri melakukan Aksi Bersih Pasar bersama Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2025, di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2025).
Aksi Bersih Pasar tersebut kemudian diresmikan dengan nama “Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara” (Gernas Mapan).
Baca Juga: Menko Airlangga Dorong Implementasi Proyek Asia Zero Emission Community
Wamendag Roro menegaskan kebersihan lingkungan pasar rakyat wajib menjadi prioritas, karena berpotensi menarik banyak pengunjung, sehingga memperkuat peran pasar sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat dan akhirnya mampu menunjang pertumbuhan ekonomi.
“Gernas Mapan merupakan inisiasi Kementerian Perdagangan untuk mengajak seluruh pemangku kepentingan di pasar rakyat melaksanakan aksi bersih sampah di pasar. Gerakan ini harus didukung karena kebersihan juga menjadi indikator peningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat,” jelas Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Senin (24/1).
Wamendag Roro menerangkan, kebersihan pasar rakyat dan pengelolaan sampah juga merupakan indikator dalam SNI Pasar Rakyat 8152:2021 yang menjadi acuan pengelola pasar dalam pengelolaan pasar rakyat di Indonesia. Selain itu juga sejalan dengan tanggung jawab Kementerian Perdagangan untuk menata pasar rakyat berdasarkan PP No. 29 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan.
Saat ini, lanjut Wamendag Roro, pasar rakyat menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di Indonesia. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup mencatat, sumber penghasil sampah kedua terbanyak adalah pasar rakyat dengan kontribusi 35 ribu ton sampah atau 13,49 persen dari total sumber sampah.
“Untuk itu, Gernas Mapan mengajak para pemangku kepentingan pasar bergotong-royong memungut, memilah, dan mengolah sampah. Tujuannya, agar sampah dari pasar rakyat yang masih dapat diolah, bisa memiliki nilai tambah ekonomi bagi pedagang maupun pengelola pasar. Dengan demikian, yang tersisa hanya residu yang nantinya dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA),” lanjut Wamendag Roro.
Wamendag Roro mencontohkan nilai tambah ekonomi dari pengolahan sampah, seperti sampah organik yang diolah menjadi kompos atau bahan baku pakan maggot. Selanjutnya sampah plastik, kain bekas, atau bungkus produk dapat diolah menjadi produk kerajinan.
Ada pula pemanfaatan minyak goreng bekas (jelantah) dari pedagang makanan di pasar yang dapat dikumpulkan dan dijual ke industri biodiesel. Selain itu, sampah organik dari pasar dapat diolah menjadi biogas untuk bahan bakar memasak atau listrik skala kecil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement