Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinilai jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi, Kebijakan Pemerintah Diharapkan Berpihak pada Sektor Padat Karya

Dinilai jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi, Kebijakan Pemerintah Diharapkan Berpihak pada Sektor Padat Karya Kredit Foto: Antara/Irfan Anshori
Warta Ekonomi, Jakarta -

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kontribusi dari berbagai industri dalam negeri menjadi sangat krusial. Salah satu sektor yang berperan penting adalah industri padat karya, yang telah lama menjadi tulang punggung dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Industri ini mencakup manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan, konstruksi, pengolahan makanan dan minuman, serta industri hasil tembakau.

Industri padat karya memiliki peran vital dalam mendorong perekonomian nasional. Selain membuka lapangan kerja yang luas, sektor ini juga membantu menekan angka pengangguran. Pertumbuhan industri padat karya menjadi salah satu kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029 yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Laboratorium Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Kun Haribowo, menyatakan bahwa dengan kebijakan yang mendukung, industri padat karya dapat berkontribusi secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dukungan pemerintah terhadap sektor ini tidak hanya akan menjaga stabilitas ekonomi, tetapi juga memperkuat peran industri sebagai pilar penting perekonomian nasional. “Kebijakan yang mendukung keberlangsungan industri padat karya dapat membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%,” ujarnya.

Kun menambahkan bahwa untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi, diperlukan peningkatan output barang dan jasa di sektor industri dalam negeri. "Pemerintah perlu mempertahankan dan meningkatkan sektor-sektor penting yang telah lama menjadi penyokong perekonomian, sambil mengembangkan sektor-sektor baru yang potensial," ujarnya.

Namun, untuk mencapai hal tersebut, daya beli masyarakat juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Kun menunjukkan data bahwa dalam 10 tahun terakhir, kenaikan inflasi berada di atas pertumbuhan pendapatan per kapita, yang berarti daya beli masyarakat berkurang.

Baca Juga: OJK: Subsidi Bunga 5% Sektor Padat Karya Tingkatkan Akses Pembiayaan dan Cegah PHK

Ia menekankan bahwa upaya meningkatkan sektor industri dalam negeri tidak bisa hanya memperhatikan produksi, tetapi juga perlu memastikan bahwa daya beli masyarakat mampu menyerap produksi yang dihasilkan. "Dalam upaya meningkatkan sektor industri dalam negeri, perlu diperhatikan juga sisi supply dan demand-nya, dan tidak hanya dari sisi supply-nya saja," ujarnya.

Selain itu, dukungan terhadap tenaga kerja sektor padat karya juga sangat dibutuhkan, terutama di daerah pedesaan dan wilayah sentra industri. Dukungan terhadap sektor padat karya tidak hanya penting untuk produktivitas sektor-sektor tersebut, namun juga untuk menjaga daya beli para pekerjanya guna mendukung perekonomian nasional dan daerah. 

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa industri tekstil dan pakaian jadi menyerap sekitar 3,8 juta pekerja, industri hasil tembakau menyerap lebih dari 6 juta pekerja, dan industri alas kaki dan kulit menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja. Sementara itu, industri furnitur juga menjadi penyedia lapangan kerja bagi ratusan ribu orang, terutama di daerah sentra kayu seperti Jawa Tengah dan Kalimantan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: