Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hilirisasi Industri Sawit, Strategi Utama Dorong Ekonomi Nasional dan Ekspansi Global

Hilirisasi Industri Sawit, Strategi Utama Dorong Ekonomi Nasional dan Ekspansi Global Kredit Foto: PTPN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah terus mendorong hilirisasi industri kelapa sawit sebagai strategi utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat daya saing di pasar global. Sebagai produsen utama minyak sawit mentah (CPO), Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan nilai tambah komoditas ini melalui penguatan ekosistem industrialisasi, optimalisasi produksi domestik, serta ekspansi ekspor ke pasar internasional.

Perwakilan Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas, Puspita Suryaningtyas, menegaskan bahwa industri sawit menjadi bagian penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

"Hilirisasi sawit diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, mengingat posisi Indonesia sebagai produsen utama minyak sawit mentah (CPO)," ujarnya, Jakarta, Selasa (25/2/2025). 

Baca Juga: Minyak Sawit Jadi Pilar Swasembada Energi, Program B40 Bakal Dongkrak Permintaan CPO

Strategi hilirisasi ini mencakup penguatan ekosistem industrialisasi, peningkatan kapasitas produksi untuk kebutuhan dalam negeri, penguatan daya saing industri menuju ekspansi global, serta pencapaian target ekspor. Pemerintah menargetkan peningkatan produksi minyak goreng dari 0,3 juta ton menjadi 1,1 juta ton per tahun, serta mendorong pengembangan energi terbarukan seperti biogas, Bio-CNG, biodiesel, dan bioetanol.

Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, menekankan bahwa industri sawit memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, meski tantangan keberlanjutan lingkungan dan tata kelola industri tetap menjadi perhatian utama.

"Kami berkomitmen untuk terus memperkuat peran industri sawit nasional melalui optimalisasi produktivitas, hilirisasi produk, serta peningkatan daya saing di pasar global. Upaya ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial," katanya.

Dewan Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Prof. Bungaran Saragih, menambahkan bahwa hilirisasi industri sawit menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%.

"Menurut analisis saya, dengan hilirisasi pertanian yang dipimpin oleh industri sawit, target pertumbuhan ekonomi 8% bukan lagi sekadar mimpi. Sawit harus menjadi pelopor hilirisasi di sektor pertanian kita," ujarnya.

Baca Juga: Kemitraan Sawit Jadi Kunci Kesejahteraan Petani di Tengah Dinamika Kebijakan

Di sisi lain, Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap, menekankan pentingnya peningkatan produktivitas agar industri sawit bisa memenuhi permintaan domestik tanpa mengorbankan devisa dari ekspor. "Tentu kita harus mengupayakan keduanya. Artinya, salah satu hal penting yang saat ini harus terus didorong adalah produktivitas sawit," katanya.

Saat ini, PT RPN telah menjalankan berbagai strategi peningkatan produktivitas, termasuk pengembangan benih unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim, pemanfaatan teknologi sensor dan IoT, serta mekanisasi perkebunan untuk meningkatkan efisiensi. "Dari sisi keberlanjutan, kami terus melakukan pencegahan degradasi tanah dan implementasi sertifikasi keberlanjutan seperti ISPO dan RSPO," jelasnya.

PTPN Group menegaskan komitmennya dalam penguatan industri kelapa sawit guna mendukung visi Indonesia Emas 2045. "Hal ini penting agar semua yang kita lakukan tidak hanya mendukung Indonesia Emas 2045, tetapi juga berkontribusi dalam perekonomian dunia," tegas Dwi.

Untuk memperkuat sektor ini, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), dan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) menggelar Seminar Nasional "Peran Strategis Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045" di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta, Senin (24/02/2025).

Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan industri sawit, termasuk pemerintah, pelaku usaha, akademisi, serta lembaga riset, yang membahas strategi dan kebijakan untuk memastikan keberlanjutan industri sawit dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Seminar ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas serta sejumlah narasumber, antara lain Dwi Sutoro (Direktur Pemasaran PTPN III Holding), Dr. Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif PASPI), Dr. Ir. Hariyadi (Rumah Sawit Indonesia), Iman Yani Harahap (Direktur PT RPN), Mukti Sarjono (Direktur Eksekutif GAPKI), Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat (IPB University), Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc (Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi, UGM), dan Pranoto Hadi Raharjo (Direktur PT LPP Agro Nusantara).

Melalui seminar ini, para pemangku kepentingan menegaskan perlunya kolaborasi dalam menyusun roadmap industri sawit yang berkelanjutan, guna menjadikannya sebagai pilar utama ekonomi nasional dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: