
Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berinovasi dalam memperkuat ekosistem keuangan nasional dengan meresmikan Bank Emas. Inisiatif ini dikembangkan oleh PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap investasi emas serta mengoptimalkan aset emas nasional.
Peresmian Bank Emas (Bullion Services) berlangsung di Gade Tower, Jakarta, pada Rabu (26/2) dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa pendirian Bank Emas merupakan langkah bersejarah yang sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
"Kehadiran Bank Emas bertujuan memperluas inklusi keuangan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Erick, dikutip Kamis (27/2/2025).
Baca Juga: Bank Emas Resmi Didirikan, Prabowo: Bisa Tambah PDB Rp245 Triliun!
Pada akhir 2024, Pegadaian yang tergabung dalam Holding BRI telah mengantongi izin usaha bullion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan izin tersebut, Pegadaian dapat menyediakan layanan Deposito Emas, Pinjaman Modal Kerja Emas, Jasa Titipan Emas Korporasi, hingga Perdagangan Emas.
Infrastruktur Pegadaian yang telah mapan, termasuk ruang penyimpanan emas berstandar internasional terbesar di Indonesia, menjadikannya sebagai lembaga yang kompeten dalam pengelolaan bullion. Sejak meluncurkan fitur Deposito Emas melalui aplikasi Pegadaian Digital pada 15 Januari 2025, Pegadaian telah mencatat saldo Deposito Emas lebih dari 300 kilogram.
Sementara itu, BSI juga meresmikan layanan bank emas dengan fokus pada dua lini utama, yaitu penitipan emas dan perdagangan emas. BSI mengelola ekosistem emas secara end-to-end dengan target menjadi market leader dalam bank emas syariah di Indonesia.
Nasabah BSI kini bisa membeli dan menyimpan emas melalui Tabungan Emas BSI di aplikasi BYOND by BSI, yang memungkinkan investasi emas mulai dari 0,05 gram atau kurang dari Rp100 ribu. Selain itu, BSI terus memperluas layanan emas lainnya, termasuk pembiayaan emas dan penyimpanan emas. Saat ini, total emas yang dikelola BSI mencapai sekitar 17 ton.
Sepanjang 2024, bisnis emas BSI mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 78,18% dibandingkan tahun sebelumnya. Produk Cicil Emas melonjak 177,42% (yoy) menjadi Rp6,4 triliun, sementara Gadai Emas juga meningkat 31,3% (yoy).
Dengan inovasi dan ekspansi layanan yang terus dilakukan, Pegadaian dan BSI optimistis dapat memperkuat ekosistem investasi emas di Indonesia, memberikan lebih banyak pilihan investasi bagi masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis emas yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement