Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efek Trump, Wall Street Panik Menyusul Update Baru Kebijakan Tarif

Efek Trump, Wall Street Panik Menyusul Update Baru Kebijakan Tarif Kredit Foto: Reuters/Lucas Jackson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Amerika Serikat (Wall Street) mengalami koreksi yang signifikan dalam perdagangan di Kamis (27/2). Laporan Nvidia yang memuaskan tak mampu menenangkan investor yang tengah panik menyusul update kepastian kebijakan tarif dari Amerika Seriakt (AS).

Dilansir dari CNBC International, Jumat (28/2) berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah indeks utama dalam Wall Street. Semua indeks terkait kompak membukukan pelemahan yang signifikan:

  • Dow Jones Industrial Average (DJIA): Turun 0,45% menjadi 43.239,5.
  • S&P 500 (SPX): Turun 1,59% menjadi 5.861,57.
  • Nasdaq (IXIC): Anjlok 2,78% menjadi 18.544,42.

CEO Infrastructure Capital Advisors, Jay Hatfield mengatakan pasar tengah mengalami kepanikan menyusul pengumuman implementasi hingga penambahan kebijakan tarif untuk Meskiko, Kanada dan China.

Presiden AS, Donald Trump baru-baru ini mengatakan dirinya akan menerapkan kebijakan tarif sebesar 25% untuk Meksiko dan Kanada di 4 Maret 2025. Selain itu, pihaknya juga akan menaikkan tarif lagi sebesar 10% untuk China.

Pengumuman tersebut langsung menutupi laporan yang baik dari Nvidia. Diketahui, perusahaan chip ini melaporkan kinerja kuartal keempat yang melampaui ekspektasi. Nvidia juga memberikan proyeksi yang baik terhadap industri dari Akal Imitasi (AI). 

Pasar yang sebelumnya waspada terhadap hasil laporan tersebut langsung panik mendengar adanya kepastian kebijakan tarif dari Trump

“Kita berada di pasar yang stagnan, bergerak dalam rentang sempit, dan agak irasional sambil menunggu kejelasan kebijakan,” kata Jay Hatfield.

Di sisi lain, lonjakan klaim pengangguran juga menekan sentimen pasar. Klaim pengangguran untuk pekan lalu sudah mencapai 242.000. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar yang sebesar 225.000.

Laporan ekonomi lainnya, seperti penurunan kepercayaan konsumen, penjualan ritel yang mengecewakan, dan sentimen konsumen yang lemah juga mengguncang pasar dan menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS.

Baca Juga: Merasa Ditipu, Trump Berikan Sinyal Tak Akan Beri Keringanan Soal Tarif ke Uni Eropa

Kini investor menantikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang mana diharapkan akan menjadi katalis arah suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: