Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berencana membagikan dividen sebesar 60 hingga 70 persen dari laba bersih tahun buku 2024.
Direktur ITMG, Yulius Gozali, menyatakan bahwa besaran dividen sangat bergantung pada kinerja perusahaan di semester II 2024.
"Kalau kita melihat dari historical angkanya itu sendiri, dari sisi persentase, mungkin akan lebih bermain di level-level sekitar 60 (dividen payout ratio) sampai dengan 70 persen ya," ujar Yulius dalam media briefing di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Namun, kepastian nilai dividen baru akan diumumkan pada April 2025 setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Rencananya kita akan melakukan The GMS (RUPS) di pertengahan April. Jadi mungkin nanti di pertengahan April akan mulai dapat diumumkan," tambahnya.
Baca Juga: Ekspor Batu Bara Kini Wajib Pakai HBA, Bos ITMG Beberkan Dampaknya
Sementara itu, berdasarkan laporan sebelumnya, ITMG mencatat laba bersih tahun 2024 sebesar US$376 juta, turun 25% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai US$500 juta. Penurunan ini disebabkan oleh harga jual rata-rata (average selling price/ASP) yang melemah 16% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Meski laba turun, volume produksi ITMG meningkat 20% YoY menjadi 20,2 juta ton, sementara volume penjualan naik 15% YoY menjadi 24 juta ton.
Investor Relations ITMG, Agung Putra Sulaiman, menyebut peningkatan ini merupakan hasil strategi efisiensi biaya dan ekspansi operasional yang diterapkan perusahaan.
"Peningkatan ini didukung oleh operasional dua tambang baru, PT Graha Panca Karsa (GPK) dan PT Tepian Indah Sukses (TIS), yang mulai berproduksi tahun ini," kata Agung di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Dari sisi keuangan, ITMG mencatat pendapatan sebesar US$2,3 miliar, turun 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Total aset perusahaan meningkat 10% YoY menjadi US$2,4 miliar, sementara kas dan setara kas naik 16% YoY menjadi US$990 juta.
"Posisi keuangan kami tetap sehat dengan peningkatan kas yang mencerminkan efisiensi operasional dan strategi pengelolaan keuangan yang disiplin," ujar Agung.
Meskipun beban pokok pendapatan turun 2% menjadi US$1,6 miliar, biaya penambangan dan transportasi naik 8% akibat peningkatan volume produksi. Sementara itu, beban umum dan administrasi berhasil ditekan turun 12% YoY.
"Kami terus mengoptimalkan efisiensi biaya di tengah fluktuasi harga batu bara global agar dapat menjaga profitabilitas," tambahnya.
Baca Juga: Harga Batu Bara Amblas, Laba Bersih Indo Tambangraya Megah (ITMG) Merosot 25% di 2024
Dari sisi arus kas, ITMG mencatat arus kas dari aktivitas operasi sebesar US$452 juta, melonjak 105% YoY akibat penurunan pembayaran pajak dan royalti.
Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi turun 21% menjadi US$109 juta, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan berkurang 70% YoY menjadi US$199 juta, terutama akibat penurunan pembayaran dividen dari US$674 juta menjadi US$216 juta.
Agung menegaskan bahwa ITMG tetap fokus pada keberlanjutan bisnis dengan memperkuat cadangan batu bara serta menjaga efisiensi operasional.
"Kami akan terus beradaptasi dengan kondisi pasar dan memastikan strategi bisnis yang berkelanjutan agar dapat memberikan nilai optimal bagi para pemegang saham," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement