
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk menggelar pasar murah di pasar modern selama bulan suci Ramadan 1446 H. Langkah tersebut dilakukan guna menjaga pasokan serta stabilitas harga pangan bagi masyarakat.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa program bertajuk Friday Mubarak ini bertujuan untuk membeirkan akses pangan dengan harga yang lebih terjangkau di berbagai jaringan ritel modern.
Arief menegaskan bahwa inisiatif tersebut tidak akan mengganggu pasar tradisional lantaran memiliki segmentasi konsumen yang berbeda.
"Kita berupaya memastikan ketersediaan pangan strategis dengan harga yang baik bagi masyarakat. Program ini juga dilakukan di pasar tradisional melalui operasi pasar yang masif," ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Baca Juga: Bapanas Dorong Pemda Atasi Susut dan Sisa Pangan, Percepat Regulasi Nasional
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa diskon hingga 50% diberikan untuk berbagai komoditas pangan strategis. Arief juga mengklaim bahwa harga pangan murah yang dijual di pasar modern tetap berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Pemerintah, selain menggandeng ritel modern, juga menggelar operasi pasar murah di 4.500 gerai PT Pos Indonesia serta di 88 titik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian (Kementan) di seluruh Indonesia. Adapun operasi pasar ini telah berlangsung sejak 24 Februari dan dijadwalkan berakhir pada 29 Maret 2025.
Sejumlah komoditas yang dijual dalam program ini antara lain Beras SPHP yang dibanderol dengan harga Rp12.000/kg (HET Rp12.500), Bawang putih yang dihargai Rp32.000/kg (HET Rp40.000). kemudian, daging kerbau beku yang dihargai Rp75.000/kg (HET Rp80.000), Gula konsumsi yang dibanderol dengan hagra Rp15.000/kg (HET Rp18.500), Minyakita yang dijual dengan hagra Rp14.700/liter (HET Rp15.700), serta daging ayam ras yang dihargai Rp34.000/kg (HET Rp40.000).
Baca Juga: Bapanas Ungkap Nasib Program Pangan Murah Usai Anggaran Dipangkas Nyaris 50%
Lebih lanjut, Arief juga menekankan pentingnya produksi pangan domestik sebagai prioritas dalam menjaga kestabilan harga, baik di tingkat petani maupun konsumen sesuai dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Meski negara tetangga seperti Malaysia tengah menghadapi krisis beras, Arief memastikan bahwa Indonesia memiliki cadangan beras yang cukup, yakni 1,9 juta ton. Dengan jumlah tersebut, pemerintah memiliki fleksibilitas dalam melakukan intervensi pasar guna menjaga stabilitas harga selama bulan Ramadhan.
Program pasar murah ini menjadi salah satu strategi pemerintah dalam mengendalikan inflasi pangan yang kerap terjadi menjelang Hari Raya Idulfitri. Dengan berbagai langkah intervensi ini, Arief berharap jika masyarakat dapat memperoleh bahan pangan dengan harga yang lebih stabil dan terjangkau.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement