Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak mentah global kembali mengalami pelemahan yang signifikan dalam perdagangan di Selasa (4/3). Pasar dipenuhi kekhawatiran akan meningkatnya pasokan serta tertekannya permintaan minyak akibat beragam faktor mulai dari Amerika Serikat hingga Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Dilansir dari Reuters, Rabu (5/3), harga minyak mentah Brent turun 0,8% menjadi US$71,04 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 0,2% menjadi US$68,26 per barel.
Baca Juga: Siapkan Investasi US$12,5 Miliar, RI Bangun Proyek Kilang Minyak 500 Ribu Barel per Hari
Pakar Komoditas SEB Group, Bjarne Schieldrop mengatakan bahwa faktor utama pelemahan harga minyak adalah keputusan mengejutkan dari OPEC.
Organisasi pengekspor minyak tersebut baru-baru ini memutuskan untuk melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak sebesar 138.000 barel per hari di April 2025.
"Perubahan strategi organisasi minyak tampaknya lebih mengutamakan faktor politik dibandingkan harga," ujar Bjarne Schieldrop.
Di sisi lain, terdapat juga potensi tekanan terhadap aktivitas ekonomi global hingga mengurangi permintaan minyak akibat perang tarif dari Amerika Serikat ke Kanada, Meksiko dan China.
Amerika Serikat baru-baru ini memutuskan untuk untuk menerapkan tarif sebesar 25% ke Meksiko dan Kanada. Hal ini juga diikuti oleh kenaikan tarif barang menjadi 20% ke China.
Baca Juga: Perbaiki Tata Kelola Migas, Dirut Pertamina: Pertamina Terus Berkomitmen Layani Masyarakat
China membalas keras hal tersebut dengan menerapkan kenaikan tarif 10-15% terhadap berbagai produk pertanian dan makanan dari Amerika Serikat. Kanada juga melakukan hal serupa dengan menerapkan tarif 25% untuk barang dari Amerika Serikat.
Pasar memperingatkan bahwa harga minyak bisa tertekan lebih jauh akibat kombinasi antara pasokan minyak yang lebih tinggi dari perkiraan, serta permintaan yang turun akibat pelemahan ekonomi dari negara importir seperti China dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Esensi Biodiesel Terhadap Kesehatan Lingkungan Global
Baca Juga: Mengenal Minyak Sawit, Minyak Nabati Paling Produktif di Dunia
Kini, perhatian pasar beralih ke laporan persediaan minyak mentah dari Amerika Serikat. Hal tersebut diharapkan akan memberikan indikasi lebih lanjut tentang arah harga minyak ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement