Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BEI Luncurkan Fitur Transaksi Repo di SPPA untuk Perkuat Likuiditas Pasar Keuangan

BEI Luncurkan Fitur Transaksi Repo di SPPA untuk Perkuat Likuiditas Pasar Keuangan Kredit Foto: BEI
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan fitur Transaksi Repurchase Agreement (Repo) pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA). Fitur baru ini bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan likuiditas perdagangan surat utang serta pasar uang bagi bank, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan perusahaan efek.

Dengan fitur Transaksi Repo, pengguna jasa SPPA kini dapat melakukan transaksi dengan underlying surat utang, khususnya Surat Utang Negara (SUN). Kehadiran fitur ini melengkapi transaksi outright (jual putus) yang sudah tersedia di SPPA BEI sebelumnya.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa fitur baru ini akan menjadikan SPPA sebagai pusat likuiditas perdagangan surat utang di Indonesia.

Baca Juga: Transaksi SPPA Capai Rp246 Triliun di 2024, BEI Siap Luncurkan Layanan Repo di 2025!

“Transaksi Repo dengan underlying SUN pada platform yang sama dengan transaksi jual beli SUN akan memudahkan bank, BPD, perusahaan efek, dan money broker dalam memantau pasar surat utang dan pasar uang melalui satu platform,” ujar Jeffrey, dalam acara peluncuran SPPA REPO, Jakarta, Senin (10/3/2025). 

SPPA menawarkan mekanisme transaksi straight-through processing (STP) dari perdagangan hingga post-trade, menjawab kebutuhan industri akan sistem perdagangan yang lebih efisien. Langkah ini juga sejalan dengan strategi digitalisasi dan penguatan infrastruktur pasar keuangan yang diterapkan oleh Bank Indonesia.

BEI menargetkan SPPA Repo dapat menjadi bagian utama dari infrastruktur pasar keuangan Indonesia. Jeffrey menambahkan,

“SPPA diharapkan dapat menjadi platform bersama bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia dalam memonitor harga, menyediakan media kuotasi harga oleh primary dealers, serta membantu pengambilan keputusan terkait kebijakan fiskal dan moneter.”

Baca Juga: Bos BEI Bongkar Kunci Sukses Emiten! Tanpa Ini, Mustahil Bisa Tumbuh di Pasar Modal

Sepanjang 2024, SPPA mencatat nilai transaksi surat utang sebesar Rp246,1 triliun dengan interdealer domestic market share mencapai 16%. Nilai transaksi ini meningkat 76% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara market share naik 77%. Saat ini, terdapat 39 pengguna jasa SPPA yang dapat langsung memanfaatkan layanan Transaksi Repo, meningkat 95% sejak awal implementasi.

BEI terus berupaya memperluas adopsi SPPA Repo melalui sosialisasi dan sinergi dengan pelaku pasar. Dengan layanan yang semakin lengkap, SPPA BEI diharapkan menjadi pilihan utama dalam transaksi surat utang dan pasar uang di Indonesia serta mendukung keberlanjutan pasar modal dan pasar keuangan nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: