
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terus menjadi sorotan pasar akibat ketidakjelasan soal implementasi kebijakan tarif. Ancaman resesi hingga perlambatan ekonomi akibat ketidakpastian menjadi sorotan utama investor global.
Kepala Ekonom Berenberg Bank, Holger Schmieding mengatakan kebijakan tarif sejauh ini tak akan berujung pada resesi menyusul masih tangguhnya ekonomi dari Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Gegara Trump, Ekonomi Amerika Serikat Diprediksi Hanya Tumbuh 1,5% di 2025
"Saya tidak berpikir kita akan membicarakan resesi di AS. Ekonomi tetap tangguh, sebagian besar terlepas dari Donald Trump," kata Holger Schmieding, dilansir dariĀ CNBC International, Selasa (11/3).
Holger mengatakan data perekonomian terbaru menunjukkan bahwa ekonomi nasional masih tergolong kuat dengan konsumen masih memiliki uang untuk dibelanjakan ke produk lokal dari Amerika Serikat.
"Pasar tenaga kerja tetap cukup kuat, dan dengan harga energi yang sedikit menurun serta kemungkinan pemotongan pajak dan deregulasi. Saya tidak melihat risiko resesi dalam waktu dekat," kata Holger Schmieding.
Meski demikian, dirinya menyebutkan ada resiko perlambatan ekonomi sebagai efek jangka panjang akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
Holger Schmieding mengatakan efek kebijakan tarif dapat mempengaruhi proyeksi ekonomi dari Amerika Serikat di 2026. Ia bisa anjlok akibat gejolak inflasi yang akan datang.
Selain itu, pemangkasan suku bunga dapat tertahan untuk waktu yang cukup lama menyusul ketidakpastian yang diciptakan oleh Trump. Ia menyebut sosok tersebut sebagai agen kekacauan dan kebingungan.
Schmieding mengatakan bahwa penerapan kebijakan tarifnya yang tidak konsisten menunjukkan bahwa presiden tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang konsekuensi potensial dari kebijakan tarifnya.
"Tetapi yang semakin jelas dalam jangka panjang adalah bahwa kebijakan tarif bisa merugikan pertumbuhan ekonomi, terutama dalam tahun-tahun setelah 2026," ungkapnya.
Sebelumnya, pasar mengalami gejolak hebat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran soal perang dagang global setelah adanya pengumuman soal penerapan tarif impor yang keras terhadap barang-barang dari China, Meksiko, dan Kanada.
Baca Juga: Satu-satunya Alasan Trump Akan Mencabut Tarif untuk Meksiko, Kanada, dan China
Namun Trump tetiba mengumumkan bahwa akan ada penundaan hingga 2 April 2025. Hal tersebut memicu kebingungan pasar meski pengecualian tersebut hanya untuk beberapa komoditas yang termaktub dalam perjanjian dagang dari Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement