Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Drama Ancaman Tarif, Harga Minyak Dibayangi Gejolak dari Amerika Serikat

Drama Ancaman Tarif, Harga Minyak Dibayangi Gejolak dari Amerika Serikat Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah global mencatatkan kenaikan tipis dalam perdagangan di Selasa (11/3). Kenaikan dipicu oleh pelemahan dolar, namun pasar dihantui oleh ancaman tarif dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Rabu (12/3), Brent crude naik 0,4% menjadi US$69,56 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 0,3% ke US$66,25 per barel.

Baca Juga: Tak Mau Bergantung Impor! Pertamina-Pindad Jalin Kerja Sama Strategis!

Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn mengatakan bahwa pasar minyak tengah dibantu oleh pelemahan dolar yang membuat komoditas terkait lebih murah untuk dibeli oleh investor luar dari AS.

Namun kenaikan ini dibatasi oleh kekhawatiran terkait dengan ancaman terbaru soal tarif. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini mengejutkan pasar dengan ancaman tarif sebesar 50% untuk semua impor baja dan aluminium dari Kanada.

"Drama semacam ini menambah volatilitas di pasar," kata Phil Flynn.

Langkah Trump yang terus menerapkan tarif proteksionis terus mengguncang pasar global. Namun yang paling dipermasalahkan oleh pasar adalah ketidakpastian penerapan tersebut yang membuat investor sulit menebak arah perekonomian global. Contohnya, Trump sebelumnya menerapkan dan kemudian menunda tarif pada pemasok minyak utama seperti Kanada dan Meksiko.

Adapun Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) baru-baru ini memperkirakan bahwa produksi minyak mentah akan mencetak rekor 13,61 juta barel per hari (bpd) di 2025.

Laporan persediaan minyak dikabarkan mengalami peningkatan hingga 4,2 juta barel, tetapi pasar masih menunggu laporan resmi yang akan diumumkan pada hari Rabu.

Selain itu, investor juga menantikan data ekonomi terbaru untuk  melihat arah kebijakan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga: Akali Manuver Amerika Serikat, Strategi Terbaru China Wujudkan Misi Jadi Pemimpin AI

Pasar juga terus mengawasi keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Lembaga tersebut baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi pada April 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: