Cerita Berdirinya CFC, dari Franchise Produk Amerika hingga Punya Jaringan Sendiri

Kerap dikira sebagai brand restoran yang baru berdiri, faktanya California Fried Chicken (CFC) sudah berdiri selama 40 tahun lebih. Restoran ini bahkan menjadi yang pertama hadir di Indonesia sekaligus menggunakan bahan-bahan lokal.
Berdirinya California Fried Chicken (CFC) dimulai pada tahun 1983, ketika Suyanto Gondokusumo mendirikan PT Putra Sejahtera Pioneerindo di Jakarta. Saat itu, perusahaan ini memegang hak waralaba California Pioneer Chicken dari Pioneer Take Out, Amerika Serikat.
CFC menjadi salah satu yang pertama memperkenalkan konsep restoran cepat saji berbahan dasar ayam di Indonesia. Ketika itu, hal ini merupakan sebuah terobosan yang menarik minat banyak orang.
Namun, CFC tidak ingin hanya menjadi franchisee. Pada tahun 1989, perusahaan mengambil langkah berani dengan mengubah status dari franchisee menjadi franchisor. Mereka melepaskan diri dari waralaba asal Amerika Serikat dan menciptakan merek sendiri, yaitu California Fried Chicken (CFC).
Langkah ini menjadi titik balik penting. CFC mulai memproduksi dan memasarkan produknya sendiri, membangun identitas khas Indonesia, dan membuktikan bahwa mereka mampu mandiri.
Perjalanan CFC tidak berhenti di situ. Pada tahun 1993, perusahaan melakukan ekspansi dengan meluncurkan Cal Donat, yang menyajikan donat dan roti. Tiga tahun kemudian, pada 1996, CFC memperkenalkan Sapo Oriental, restoran keluarga yang menyajikan masakan khas oriental dalam wadah tanah liat (claypot). Konsep ini memberikan pengalaman makan yang unik dan berbeda bagi pelanggan.
Tahun 1994 menjadi momen bersejarah bagi CFC. Perusahaan ini tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham PTSP. Pencatatan ini menunjukkan kepercayaan publik terhadap kinerja dan stabilitas perusahaan.
Namun, CFC tidak berpuas diri. Pada tahun 2001, mereka melakukan revitalisasi bisnis dengan mengganti nama perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia usaha, khususnya industri makanan cepat saji.
CFC terus berinovasi. Pada tahun 2017, perusahaan menjalin kerja sama dengan Sugakico System Co., Ltd dari Jepang untuk menghadirkan ramen dengan merek dagang Sugakiya. Langkah ini memperkaya portofolio produk CFC dengan cita rasa khas Jepang. Tidak hanya itu, pada tahun yang sama, CFC berhasil mencapai penjualan tunai senilai Rp500 miliar.
Setelah lebih dari 37 tahun beroperasi, CFC telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pada akhir tahun 2020, perusahaan memiliki 4 merek dagang dengan total 318 gerai, terdiri dari 281 gerai CFC, 10 gerai Sapo Oriental, 23 gerai Cal Donat, dan 4 gerai Sugakiya. CFC tidak hanya fokus pada keuntungan bisnis, tetapi juga berkontribusi besar bagi masyarakat melalui berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement