Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh! Penjualan Emiten Sawit Milik Crazy Rich Kalimantan Amblas 14,95% Sepanjang 2024

Duh! Penjualan Emiten Sawit Milik Crazy Rich Kalimantan Amblas 14,95% Sepanjang 2024 Kredit Foto: SMART
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) mencatat penurunan kinerja pada 2024. Hingga 31 Desember 2024, emiten sawit milik crazy rich Kalimantan, Haji Isam, membukukan penjualan bersih Rp738,56 miliar, turun 14,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp868,45 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Senin (24/3), PGUN melaporkan bahwa pendapatan utama berasal dari minyak kelapa sawit mengalami penurunan menjadi Rp667,04 miliar dari Rp799,73 miliar pada 2023.

Sementara itu, pendapatan dari inti kelapa sawit naik menjadi Rp68,28 miliar dari Rp62,80 miliar, sedangkan pendapatan dari cangkang turun menjadi Rp3,23 miliar dari Rp5,91 miliar.

Baca Juga: Erick Thohir Tarik Anak Buah Haji Isam Jadi Dirut ID Food!

Beban pokok penjualan tercatat lebih rendah, yakni Rp533,59 miliar dibandingkan Rp622,38 miliar tahun sebelumnya. Namun, laba bruto tetap mengalami penurunan menjadi Rp204,96 miliar dari Rp246,07 miliar.

Laba usaha juga ikut menyusut menjadi Rp150,69 miliar dari Rp191,93 miliar, sedangkan laba sebelum pajak turun menjadi Rp101,82 miliar dari Rp139,39 miliar.

Baca Juga: Wah! Penjualan Cisadane Sawit (CSRA) Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Dampak dari penurunan kinerja ini juga terlihat pada laba bersih PGUN yang menyusut 26,7% menjadi Rp79,18 miliar dari Rp108,05 miliar pada 2023. Laba per saham dasar pun tergerus menjadi Rp13,80 dari sebelumnya Rp18,83.

Di sisi lain, total aset perusahaan justru mengalami kenaikan, mencapai Rp2,63 triliun pada akhir 2024 dibandingkan Rp2,59 triliun di akhir 2023. Aset ini terdiri dari aset tidak lancar sebesar Rp2,27 triliun dan aset lancar Rp367,88 miliar.

Baca Juga: Kontribusi Hilirisasi Sawit Melalui Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi bagi Negara-negara Dunia

Baca Juga: Perkembangan Sawit di Provinsi Riau Penyebab Deforestasi? Itu Hoaks!

Sementara itu, jumlah liabilitas turun menjadi Rp846,24 miliar dari Rp965,40 miliar. Adapun ekuitas perusahaan meningkat menjadi Rp1,79 triliun dari Rp1,62 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: