Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antam Cetak Laba Rp3,85 Triliun di 2024, Pendapatan Tembus Rekor Sepanjang Sejarah

Antam Cetak Laba Rp3,85 Triliun di 2024, Pendapatan Tembus Rekor Sepanjang Sejarah Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencatatkan kinerja gemilang sepanjang tahun buku 2024 (Januari–Desember 2024) dengan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp3,85 triliun. Capaian ini meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,08 triliun. Kinerja positif ini juga tercermin dari peningkatan EBITDA sebesar 3% menjadi Rp6,73 triliun dari sebelumnya Rp6,55 triliun pada 2023.

Capaian tersebut menunjukkan ketangguhan ANTAM dalam menghadapi tantangan sepanjang 2024, yang diwarnai dinamika regulasi dan ketidakpastian makroekonomi global. Melalui pengelolaan operasional yang tangguh dan adaptif, ANTAM mampu menjaga tren pertumbuhan yang sehat dan memperkokoh posisinya di industri pertambangan nasional.

Laba kotor ANTAM pada 2024 tercatat sebesar Rp6,50 triliun, tumbuh 3% dari tahun sebelumnya. Laba usaha melonjak signifikan sebesar 15% menjadi Rp3,00 triliun dibandingkan Rp2,62 triliun di 2023.

Baca Juga: Rela Antri Panjang! Masyarakat Buru Emas 1–10 Gram di Pameran Emas Antam

Peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan penjualan dan efisiensi beban usaha yang turun 5% menjadi Rp3,50 triliun. Penurunan beban terutama berasal dari efisiensi biaya logistik dan asuransi akibat tantangan perizinan yang berdampak pada penjualan nikel dan bauksit. ANTAM juga mencatatkan peningkatan penghasilan lain-lain sebesar 31% menjadi Rp1,62 triliun. Laba bersih per saham dasar naik 19% menjadi Rp151,77 dari Rp128,07 pada 2023.

Dari sisi neraca keuangan, total aset ANTAM naik 4% menjadi Rp44,52 triliun dari Rp42,85 triliun. Nilai ekuitas juga tumbuh 3% menjadi Rp32,20 triliun. Pada Desember 2024, ANTAM melunasi seluruh pinjaman investasi sebesar Rp1,68 triliun, termasuk pelunasan dipercepat, memberikan ruang tambahan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Meski sempat menghadapi tantangan pada paruh pertama tahun akibat fluktuasi harga komoditas dan perubahan regulasi, ANTAM berhasil membalikkan keadaan pada semester kedua dengan mengejar ketertinggalan produksi dan memenuhi permintaan pasar. Perusahaan pun mencatatkan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar Rp69,19 triliun, tumbuh 69% dibandingkan Rp41,05 triliun di 2023. Dari jumlah tersebut, kontribusi penjualan domestik mencapai Rp63,96 triliun atau 92% dari total pendapatan.

Segmen emas menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan sebesar Rp57,56 triliun, naik 120% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini didukung lonjakan harga emas dunia serta kuatnya permintaan domestik. Volume produksi emas mencapai 1.019 kg, sedangkan volume penjualan melonjak 68% menjadi 43.776 kg dibandingkan 26.129 kg pada 2023.

Baca Juga: Turun Lagi, Emas Antam Dipatok Rp1.754.000 per Gram Pasca Libur Panjang Lebaran

ANTAM juga mempertahankan posisinya sebagai merek pilihan utama masyarakat Indonesia dalam investasi emas, dengan memaksimalkan berbagai kanal penjualan seperti situs logammulia.com, marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, TikTok Shop, serta layanan offline melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia di 12 kota besar.

Segmen nikel mencatat pendapatan sebesar Rp9,50 triliun atau 14% dari total pendapatan, terdiri dari penjualan feronikel dan bijih nikel. Produksi feronikel mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.452 TNi yang sebagian besar diekspor ke Tiongkok, India, dan Korea Selatan. Produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt) dengan penjualan 8,35 juta wmt seluruhnya ke pasar domestik.

Sementara itu, segmen bauksit dan alumina memberikan kontribusi sebesar Rp1,80 triliun atau 3% dari total penjualan, naik 7% dari tahun sebelumnya. Volume produksi bauksit mencapai 1,33 juta wmt, dengan penjualan ke pihak ketiga sebesar 736 ribu wmt. Untuk produk alumina, melalui anak usaha PT Indonesia Chemical Alumina, ANTAM memproduksi 147.826 ton dan mencatatkan penjualan sebesar 177.178 ton, tumbuh 24% dibanding tahun lalu.

Konsisten menjalankan prinsip good mining practices, ANTAM kembali meraih pengakuan atas komitmennya dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pada ajang PROPER 2024 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ANTAM meraih Peringkat Emas untuk UBP Emas dan UBP Bauksit Kalimantan Barat, Peringkat Hijau untuk UBP Nikel Maluku Utara, serta Peringkat Biru untuk UBPP Logam Mulia, PT Gag Nikel, dan PT Nusa Karya Arindo.

Baca Juga: Kenapa Masyarakat Rela Antre Demi Beli Emas Antam? Ekonom Ungkap Penyebabnya

Penghargaan ini mencerminkan keberhasilan ANTAM dalam meminimalkan dampak lingkungan sekaligus memberikan manfaat positif bagi masyarakat sekitar wilayah operasional.

Dalam upaya penguatan hilirisasi dan pengembangan bisnis berkelanjutan, ANTAM menjalin kerja sama strategis dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui penandatanganan perjanjian jual beli emas murni 99,99% pada 7 November 2024. PTFI akan memasok minimal 30 ton emas per tahun sebagai bahan baku logam mulia ANTAM.

Selain itu, ANTAM juga menandatangani perjanjian jual beli lahan dengan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik untuk pembangunan fasilitas manufaktur pengolahan logam mulia di dekat lokasi pemurnian PTFI.

Pada sektor nikel, ANTAM melanjutkan langkah pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia. Tahun 2024 menjadi tonggak penting dengan tercapainya beberapa milestone awal seperti perizinan, pendanaan, dan peningkatan cadangan nikel di anak usaha PT Sumberdaya Arindo, yang menjadi potensi pendapatan tambahan melalui proses divestasi dalam rangka kerja sama ekosistem EV Battery yang telah dimulai sejak akhir 2023.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: