- Home
- /
- Government
- /
- Government
Usai PHK 1.126 Karyawan, Kemnaker Sebut 200 Karyawan PT Yihong Dipekerjakan Kembali

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Indah Anggoro Putri, buka suara terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan PT Yihong Novatex Indonesia terhadap 1.126 karyawan.
Indah menyampaikan bahwa sebagian dari pekerja terdampak telah kembali dipekerjakan. Hingga saat ini, sekitar 200 orang sudah bekerja kembali, dan proses rekrutmen akan terus dilakukan secara bertahap.
"200 orang lebih sudah dipekerjakan kembali. Nanti secara bertahap akan dipekerjakan lagi," kata Indah di Kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Baca Juga: Angka PHK 2025 Mengkhawatirkan, Pemerintah Perkuat Perlindungan bagi Pekerja
Kemnaker, lanjut Indah, terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Cirebon dan manajemen PT Yihong untuk menyalurkan kembali para pekerja terdampak PHK.
"Kita terus berkomunikasi sama Pemda Cirebon dan PT Yihong untuk terus direkrut. Sekarang yang bekerja baru 200-an tapi nanti akan ditambah lagi. Dari 1.126. Harapannya semuanya ya? Insya Allah semuanya," tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh hak para pekerja telah dipenuhi oleh perusahaan, termasuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Idulfitri 1446 H.
"PT Yihong hak-haknya sudah dipenuhi. THR, pesangon sudah dipenuhi sebelum Lebaran. 1.126 orang sudah di-PHK tapi dipenuhi haknya," imbuhnya.
Baca Juga: Termasuk Pembentukan Satgas PHK, Ini Sejumah Isu yang Dibahas dalam Sarasehan Ekonomi
PHK massal tersebut terjadi setelah aksi mogok kerja selama empat hari pada awal Maret 2025 yang menyebabkan keterlambatan pengiriman barang. Sejumlah pembeli kemudian membatalkan pesanan, sehingga perusahaan asal Tiongkok itu menghentikan operasional pabriknya di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Meski sempat berhenti, Indah menyebut bahwa PT Yihong kini mulai kembali beroperasi, meskipun dengan lini produksi yang berbeda dari sebelumnya.
"Untuk produksi yang sama berhenti. Karena buyer sudah menarik ya. Menarik mesin-mesin. Tapi alhamdulillah ada produksi berikutnya. Apa namanya? Lupa. Macam sol sepatu. Tetap alas kaki," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement