- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Diluncurkan 2023, Begini Perkembangan 215 Rencana Aksi Pengembangan Hidrogen di Indonesia

Pemerintah Indonesia meluncurkan 215 rencana aksi pengembangan hidrogen sebagai bagian dari strategi percepatan transisi energi dan dekarbonisasi. Salah satu keberhasilan nyata dari strategi ini adalah pengembangan infrastruktur yang mencakup proyek percontohan untuk mendukung produksi dan distribusi hidrogen.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyampaikan bahwa 215 rencana aksi tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari produksi hidrogen, distribusi, hingga peningkatan kapasitas tenaga kerja untuk mendukung industri hidrogen.
Pemerintah juga telah meluncurkan Dokumen Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional sebagai panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan rencana tersebut.
“Keberhasilan dari 215 rencana aksi ini adalah langkah konkret kita dalam mempercepat pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun global,” ujar Eniya, dalam acara Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Baca Juga: Peluang Besar! Pasar Hidrogen Hijau ASEAN Diprediksi Capai US$51 Miliar pada 2030
Hingga saat ini, Indonesia telah mencapai total pemanfaatan energi terbarukan sebesar 3.687 megawatt (MW), atau sekitar 15 persen dari bauran energi nasional. Dengan potensi besar dalam energi hijau, pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi dan pemenuhan kebutuhan listrik nasional.
Sejumlah proyek percontohan telah menunjukkan perkembangan signifikan. PLN membangun hydrogen refueling stationdi Senayan, sementara Toyota mengembangkan refilling station di Karawang. PLN juga menginisiasi pembangunan 22 lokasi hydrogen plant di wilayah Jawa dan sekitarnya. Di sisi lain, Pertamina turut aktif memproduksi hidrogen untuk sektor industri.
Dengan potensi besar energi terbarukan, Indonesia terus menempatkan hidrogen sebagai pilar utama dalam transisi energi menuju sumber daya yang ramah lingkungan.
“Indonesia akan menjadi seperti yang saya harapkan, yakni mampu go global. Jadi, Indonesia is ready for the global hydrogen hub,” ungkap Eniya.
Baca Juga: Investasi Hidrogen Terhambat! Regulasi Jadi Masalah Utama
Mengutip data PLN, sejak 2023 perusahaan telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di PLTGU Muara Karang, Jakarta. PLN juga menjadi pelopor di Asia Tenggara dengan membangun GHP berbasis energi panas bumi di PLTP Kamojang, Jawa Barat.
Secara total, PLN telah mengembangkan 22 lokasi GHP di berbagai wilayah Indonesia dengan kapasitas produksi hidrogen terbesar secara nasional. Selain itu, PLN juga membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia dan mendirikan Hydrogen Center—hasil kolaborasi dengan BRIN dan IFHE—sebagai pusat kompetensi hidrogen pertama di Indonesia.
Salah satu langkah strategis lainnya adalah pengembangan Jambi Green Hydrogen Plant, yang digadang menjadi fasilitas GHP terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini diperkenalkan secara global dalam forum COP29 pada November 2024.
Tak hanya fokus pada infrastruktur, PLN juga telah mengimplementasikan pemanfaatan hidrogen dan amonia di sektor ketenagalistrikan. Di antaranya melalui cofiring hidrogen pertama di PLTDG Pesanggaran, Bali, pengoperasian hydrogen fuel cell generator di Gili Ketapang, Jawa Timur, serta penggunaan fuel cell generator dalam acara PLN Electric Run 2024. PLN juga menjalin kerja sama dengan Pupuk Kujang untuk memproduksi green ammonia yang dimanfaatkan dalam cofiring di PLTU Labuan, Banten.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement