Industri Penjaminan Siap Naik Kelas, ASIPPINDO Dorong UMKM Jadi Pilar Asta Cita
Kredit Foto: ASIPPINDO
Industri penjaminan nasional mulai menegaskan perannya sebagai garda depan pembiayaan UMKM. Hal ini mengemuka dalam ajang perdana Indonesia Guarantee Summit 2025 yang digelar Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (ASIPPINDO) di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, dengan mengusung tema “Peran Perusahaan Penjaminan dalam Pemberdayaan UMKM untuk Mewujudkan Asta Cita”.
Ketua ASIPPINDO, Ivan Soeparno, menegaskan industri penjaminan tidak lagi sekadar pelengkap, melainkan aktor utama dalam ekosistem pembiayaan nasional. ASIPPINDO yang berdiri sejak 2012 kini beranggotakan 23 perusahaan, terdiri dari 3 BUMN, 18 Jamkrida daerah, dan 2 swasta, dengan total outstanding penjaminan per Februari 2025 sebesar Rp411,24 triliun, tumbuh 1,44% yoy.
“Perusahaan penjaminan memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan. Melalui skema penjaminan, kami menurunkan risiko lembaga keuangan dan meningkatkan kepercayaan terhadap UMKM,” ujar Ivan.
Baca Juga: Jamkrindo Catat Laba Rp1,07 Triliun di 2024, Penjaminan Capai Rp300 Triliun
Ivan juga menyebut bahwa ASIPPINDO telah menjalankan skema co-guarantee antar anggota untuk memperkuat sinergi internal, termasuk mendampingi proyek-proyek strategis nasional yang melibatkan UMKM.
Penjaminan Jadi Pilar Akses Keuangan Inklusif
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, dan Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, hadir memberikan keynote speech.
Maman menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat akses pembiayaan yang berkualitas bagi UMKM. Ia menyoroti bahwa fokus tidak boleh hanya pada angka penyaluran kredit, tetapi juga pada kualitas dan keberlanjutannya.
“Kita harus membangun ekosistem pembiayaan UMKM yang sehat. Kolaborasi pusat-daerah, lembaga keuangan, dan perusahaan penjaminan adalah kuncinya,” kata Maman.
Sementara itu, Ogi Prastomiyono menjelaskan latar belakang terbitnya UU No. 1/2016 tentang Penjaminan sebagai jawaban atas tantangan klasik UMKM: feasible but unbankable. Ia menyebut industri penjaminan telah mencakup 26,19 juta peserta dengan gearing ratio 22,18 kali, jauh di bawah ambang batas 40 kali, yang menandakan ruang tumbuh masih luas.
Baca Juga: Gelar Seminar Penjaminan Syariah, Asippindo Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
OJK saat ini juga tengah menyelesaikan revisi terhadap POJK 1/2017 dan POJK 2/2017 yang akan membawa perubahan signifikan, termasuk peningkatan permodalan dan perluasan wilayah operasional Jamkrida.
Indonesia Guarantee Summit 2025 juga menghadirkan dua sesi panel yang membahas strategi kolaboratif menghadapi tantangan UMKM di era transformasi. Hadir sebagai pembicara perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UKM, Bank BRI, Bank Syariah Indonesia, GAPENSI, LPDB-KUMKM, serta praktisi dan pendamping UMKM.
Menambah semarak acara, ASIPPINDO menggelar pameran produk UMKM dari mitra binaan perusahaan penjaminan. Produk khas daerah yang ditampilkan menunjukkan potensi besar UMKM jika ditopang sistem penjaminan yang inklusif dan terintegrasi.
“ASIPPINDO siap menjadi mitra strategis pemerintah untuk membangun ekosistem usaha yang sehat dan adil demi mewujudkan Asta Cita,” tutup Ivan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement