Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perjalanan Sukses Tadashi Yanai Membangun Uniqlo dari Bisnis Jahit hingga Jadi Raksasa Fashion Dunia

Perjalanan Sukses Tadashi Yanai Membangun Uniqlo dari Bisnis Jahit hingga Jadi Raksasa Fashion Dunia Kredit Foto: REUTERS/Issei Kato
Warta Ekonomi, Jakarta -

Uniqlo, merek fashion asal Jepang ini telah menjadi favorit banyak orang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di balik kesuksesan Uniqlo, ada sosok inspiratif pengusaha asal Jepang bernama Tadashi Yanai.

Tadashi Yanai lahir pada 7 Februari 1949 di Ube, Prefektur Yamaguchi, Jepang. Meski kini dikenal sebagai orang terkaya di Jepang, perjalanan hidupnya dimulai dari tempat yang sangat sederhana. 

Setelah lulus dari Universitas Waseda pada tahun 1971 dengan gelar di bidang ekonomi dan ilmu politik, Yanai memulai kariernya dengan menjual pakaian dan peralatan dapur pria di sebuah supermarket JUSCO. Namun, hanya dalam waktu setahun, ia memilih untuk pulang dan bergabung dengan bisnis kecil milik ayahnya yang bergerak di bidang penjahitan, Ogori Shoji. 

Ketika  Yanai mulai belajar langsung mengenai dunia tekstil dan industri fashion. Keputusan ini menjadi titik balik dalam hidupnya.

Pada tahun 1984, Tadashi Yanai memberanikan diri membuka toko fashion pertamanya di Hiroshima. Toko tersebut awalnya diberi nama “Unique Clothing Warehouse” yang kemudian disingkat menjadi Uniqlo. 

Tak disangka, toko ini menjadi cikal bakal lahirnya salah satu merek fashion terbesar di dunia. Hanya dalam kurun waktu 10 tahun, Uniqlo berkembang pesat dari toko kecil pinggir jalan menjadi jaringan toko nasional yang solid.

Visi bisnis Yanai sangat berbeda dibandingkan dengan para pesaingnya. Jika brand seperti Zara atau H&M fokus pada mode cepat dan tren musiman, Uniqlo justru menonjolkan produk yang tahan lama, berkualitas tinggi, dan fungsional. 

Yanai bekerja sama dengan pemasok teknologi tinggi untuk menciptakan inovasi seperti HeatTech dan AIRism. Hal ini menjadikan Uniqlo tidak sekadar mengikuti tren, tapi menciptakan standar baru dalam dunia pakaian sehari-hari.

Tahun 1991, perusahaan keluarganya resmi berubah nama menjadi Fast Retailing, yang kini menjadi induk dari beberapa merek ternama seperti GU, Helmut Lang, J Brand, dan Link Theory Holdings. Tadashi Yanai menjabat sebagai CEO dan membawa perusahaan ini ke panggung global.

Selain dikenal sebagai pebisnis ulung, Tadashi Yanai juga dikenal sebagai pemikir yang realistis. Dalam bukunya yang berjudul One Win, Nine Losses, ia menyatakan bahwa kegagalan adalah bagian penting dari perjalanan menuju kesuksesan. Filosofi ini mencerminkan cara pandangnya terhadap hidup dan bisnis bahwa jatuh bukanlah akhir, melainkan pelajaran untuk melompat lebih tinggi.

Penghargaan demi penghargaan pun datang. Pada tahun 2010, Yanai dianugerahi gelar “International Retailer of the Year” oleh National Retail Federation di Amerika Serikat.

Kini, Uniqlo telah memiliki lebih dari 2.000 toko yang tersebar di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa, China, Korea Selatan, dan tentu saja Indonesia. Toko pertama Uniqlo di Indonesia dibuka pada tahun 2013 di Lotte Mall, Ciputra World 1, Jakarta Selatan. Hingga kini, jumlah toko Uniqlo di Indonesia telah mencapai 72 gerai dan terus bertambah.

Baca Juga: Cerita Haidhar Wurjanto Membangun Es Teh Indonesia, dari Booth di Pameran hingga Sukses Jadi Ribuan Gerai

Baca Juga: Perjalanan Dian Fiona Membangun JINISO, dari Jualan Jeans Buatan Ayah hingga Sukses Jadi Merek Besar

Hingga akhir tahun 2024, menurut Bloomberg Billionaires Index, Tadashi Yanai memiliki kekayaan bersih sekitar US$50,3 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-27 di dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: