WE Online, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) kini punya agenda penting. Setelah melakukan sensus penduduk dan sensus pertanian, kali ini BPS akan menyelenggarakan sensus ekonomi 2016.
Kepala BPS Suryamin mengatakan bahwa sensus ekonomi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi potret utuh perekonomian Indonesia sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.
"Melalui sensus ekonomi, kita akan mendapatkan jumlah seluruh sektor ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Jadi, kita akan menyisir dari perusahaan ke perusahaan, usaha ke usaha sehingga diakhirnya kita akan mendapatkan potret berapa jumlah usaha dari skala mikro hingga besar," kata Suryamin dalam acara Launching Logo Sensus Ekonomi 2016 di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (8/5/2015).
Lalu, berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan BPS untuk menjalankan sensus ekonomi 2016 ini dengan cakupan 34 provinsi tersebut? Suryamin menyebutkan anggarannya mencapai hampir Rp 4 triliun.
"Dilakukan bertahap sampai 2017. Tahun ini persiapan sampai akhir tahun Rp 379 miliar. Di tahun 2016 paling besar kegiatannya memakan anggaran Rp 3,4 triliun karena disisir dari rumah ke rumah seperti sensus penduduk, tapi ini seluruh usaha. Di tahun 2017 anggaran lebih kecil lah karena cuma pengolahan dan analisis," ungkapnya.
Menurutnya, anggaran yang hampir mencapai Rp 4 triliun termasuk pendataan usaha kecil menengah, usaha menengah besar, usaha besar, hingga usaha mikro.
"Termasuk usaha mikro sampai kita sisir, hingga pedagang kaki lima, pedagang kelontong, real estate, dan sebagainya," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement