- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
AS Sibuk Negosiasi Tarif Trump, Xi Jinping Pilih Kuatkan Sinergi dengan Azerbaijan

China memilih untuk menguatkan kerja sama ekonomi internasionalnya dibandingkan mengobarkan perang tarif seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS). Negera Tirai Bambu kali ini bekerja sama dengan Azerbaijan.
Presiden China, Xi Jinping menyatakan bahwa perang tarif dan perdagangan merusak hak dan kepentingan sah semua negara, melemahkan sistem perdagangan multilateral, dan mengganggu tatanan ekonomi dunia.
Baca Juga: LG Cabut, Bahlil Sebut Perusahaan China Bakal Gantikan Proyek Baterai EV US$9,8 M
Xi mengatakan bahwa pihaknya lebih memilih untuk melakukan kerja sama ekonomi, seperti yang dilakukannya dengan Azerbaijan. China baru-baru ini mengumumkan pembentukan kemitraan strategis komprehensif dengan negara tersebut.
“China siap bekerja sama untuk menjaga sistem internasional dengan serta menegakkan keadilan dan kesetaraan internasional,” ujar Xi, dilansir dari Reuters, Kamis (24/4).
China-Azerbaijan menandatangani puluhan kerja sama dalam berbagai bidang dalam kerangka dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative). Area kerja sama mencakup hukum, pembangunan hijau, ekonomi digital, hak kekayaan intelektual, hingga kedirgantaraan.
Tiongkok dan Azerbaijan juga menyepakati bebas visa bagi pemegang paspor biasa kedua negara, serta mendorong pertukaran dan kerja sama dalam berbagai sektor, termasuk perluasan akses pasar untuk produk pertanian berkualitas dan ramah lingkungan, serta energi terbarukan.
“China siap bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi bea cukai dan transportasi barang, serta membangun jalur ekspres langsung dari China-Eropa,” kata Xi.
Adapun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini masih disibukkan dengan progres negosiasi tarif dengan sejumlah negara seperti Jepang hingga Korea Selatan.
Baca Juga: Senasib Kena Tarif, China Ajak Jepang Bersatu Hadapi Manuver Trump
Trump baru-baru ini juga mengisyaratkan potensi penurunan tarif untuk China. Namun hal tersebut tidak akan sampai nol dan hanya akan terjadi jika kesepakatan tercapai dengan Beijing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement