Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Hengkang, Pemerintah yang Tendang LG dari Proyek Baterai

Bukan Hengkang, Pemerintah yang Tendang LG dari Proyek Baterai Kredit Foto: Youtube Setpres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah spekulasi publik mengenai kabar hengkangnya LG dari proyek baterai raksasa di Indonesia, pemerintah akhirnya angkat bicara. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan bahwa bukan LG yang menarik diri, melainkan pemerintah yang memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerja sama akibat proses negosiasi yang terlalu berlarut.

"Tadi dikatakan bahwa dari sana memutus, sebetulnya untuk lebih tepatnya dari kami yang memutus," jelas Rosan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Baca Juga: LG Cabut, Bahlil Sebut Perusahaan China Bakal Gantikan Proyek Baterai EV US$9,8 M

Ia menjelaskan bahwa keputusan resmi diambil melalui surat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tertanggal 31 Januari 2025 yang ditujukan kepada CEO LG Chem dan LG Energy Solution.

Menurut Rosan, proyek pengembangan ekosistem baterai di Indonesia tetap berjalan komprehensif, mencakup seluruh rantai pasok mulai dari tambang nikel, precursor, katoda-anoda, sel baterai, hingga daur ulang. Ia mencontohkan kawasan Morowali dan Weda Bay sebagai basis produksi utama komponen baterai.

Lebih lanjut, Rosan menyebut bahwa keputusan menggantikan LG dalam konsorsium tidak terjadi tiba-tiba. Perusahaan asal Tiongkok, Huayou, telah menyatakan minat sejak 2024 dan sebelumnya telah berinvestasi di proyek serupa.

Baca Juga: LG Batal Investasi Rp130, 7 Triliun, Menteri BUMN Alihkan Tawaran ke AS

“Jadi sebenarnya Huayou sudah ada di dalam konsorsium LG sejak awal, dan sekarang mereka yang memimpin,” jelasnya.

Meskipun terjadi perubahan komposisi pemain, nilai investasi tetap sebesar USD 9,8 miliar. Rosan memastikan bahwa proyek strategis ini tetap berjalan, menciptakan lapangan kerja, mendorong ekspor, dan memperkuat industri dalam negeri.

“Investasi berjalan bukan karena tidak ada tantangan, tapi karena keyakinan. Keyakinan pada stabilitas, kedamaian, dan potensi jangka panjang Indonesia,” tutup Rosan.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: