Kredit Foto: Youtube Kemenkeu
Pemerintah optimistis ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025 akan berada di kisaran 5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa stabilitas sistem keuangan nasional pada triwulan I 2025 tetap terjaga berkat koordinasi kebijakan melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang melibatkan Kemenkeu, Bank Indonesia, OJK, dan LPS.
“Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih terjaga, didukung belanja pemerintah seperti THR dan bansos. Investasi juga menunjukkan tren positif, khususnya dari sektor properti swasta dan pengadaan alat berat,” ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (24/4/2025).
Baca Juga: Ekonomi Dunia Panas Dingin, Sri Mulyani Tegaskan Stabilitas Sistem Keuangan RI Masih Terjaga
Sektor ekspor juga mencatat kinerja kuat berkat komoditas andalan seperti CPO, besi-baja, dan mesin listrik. Pemerintah aktif menjajaki pasar alternatif di ASEAN Plus 3, BRICS, dan Eropa guna memitigasi dampak kebijakan proteksionis dari AS.
Meskipun IMF melalui World Economic Outlook April 2025 merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen, koreksi tersebut dinilai lebih ringan dibanding negara lain seperti Thailand, Filipina, dan Meksiko—menunjukkan ketahanan ekonomi nasional.
Nilai tukar rupiah juga relatif stabil, berada pada kisaran Rp16.560 hingga Rp16.855 per dolar AS. Intervensi Bank Indonesia di pasar NDF terbukti efektif dalam menahan tekanan eksternal.
Baca Juga: Di Tengah Badai Global, Sri Mulyani Jaga Inflasi Tetap Jinak dan Rakyat Tetap Makan
Sementara itu, inflasi tetap terkendali, dengan indeks harga konsumen tercatat 1,03% year-on-year per Maret 2025.
Dari sisi fiskal, pendapatan negara hingga Maret 2025 mencapai Rp516,1 triliun, dengan defisit APBN hanya 0,43% dari PDB. Pemerintah juga mencatat surplus keseimbangan primer dan kas, mencerminkan pengelolaan anggaran yang hati-hati.
Sri Mulyani menekankan pentingnya penguatan permintaan domestik dan deregulasi lintas sektor untuk menjaga daya tahan ekonomi ke depan.
“Dengan sinergi kebijakan yang kuat, kami optimis perekonomian Indonesia tetap berpeluang tumbuh berkelanjutan,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement