Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Volume Penjualan Nikel Naik 4 Kali Lipat, NICL Panen! Laba Tumbuh 14 Kali Lipat

Volume Penjualan Nikel Naik 4 Kali Lipat, NICL Panen! Laba Tumbuh 14 Kali Lipat Kredit Foto: NICL
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatat lonjakan kinerja spektakuler pada kuartal I-2025. Emiten nikel ini membukukan penjualan sebesar Rp543,91 miliar per Maret 2025, melesat 365,68% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp116,79 miliar. Kenaikan ini seiring dengan peningkatan volume penjualan nikel sebesar 346,98% menjadi 995.834 WMT.

Lonjakan pendapatan tersebut turut mendongkrak laba kotor sebesar 574,06% menjadi Rp291,81 miliar. Marjin laba kotor perusahaan naik tajam menjadi 53,65%, dari sebelumnya 37,07%. Kenaikan ini ditopang oleh efisiensi biaya produksi di tengah penurunan harga acuan nikel domestik sejak pertengahan 2024 yang turun 10,85% hingga Maret 2025.

“Kami mampu mengatasi tantangan industri nikel domestik dan tetap konsisten menjalankan efisiensi,” ujar Ruddy Tjanaka, Direktur Utama NICL, dalam keterangannya, Selasa (29/4/2025).

Baca Juga: Transaksi Digital Mandiri Bukan Kaleng-Kaleng, Nyaris Rp7.066 T

Efektivitas strategi efisiensi dan peningkatan volume turut mendorong laba usaha naik tajam 1.187,34% menjadi Rp251,9 miliar. Sementara laba tahun berjalan melonjak 1.473,69% menjadi Rp193,13 miliar dari Rp12,27 miliar pada Maret 2024.

Dari sisi neraca, total aset NICL naik menjadi Rp1,26 triliun, tumbuh 20,77% dari tahun lalu. Sedangkan ekuitas meningkat menjadi Rp1,07 triliun, didorong oleh akumulasi laba bersih sepanjang periode berjalan.

Baca Juga: Ditengah Ketidakpastian Global, Bos Bank Mandiri Beberkan Strategi Jaga Kredit

Ke depan, perusahaan menghadapi tantangan dari fluktuasi harga nikel akibat perang dagang AS-China dan potensi oversupply. Namun, keputusan Kementerian ESDM untuk tidak memotong kuota ekspor bijih nikel yang semula direncanakan sebesar 50% menjadi katalis positif bagi industri.

Selain itu, NICL juga bersiap menghadapi dampak pemberlakuan PP No. 19/2025 tentang tarif royalti minerba dengan strategi efisiensi dan penguatan operasional, termasuk pengeboran lanjutan, penambahan cadangan, penerapan ESG dan GCG, serta pengembangan digitalisasi dan penyelesaian proses akuisisi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: