Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Bersih Emiten Milik Keponakan Soeharto Merosot 85,58 Persen, Ini Biang Keroknya

Laba Bersih Emiten Milik Keponakan Soeharto Merosot 85,58 Persen, Ini Biang Keroknya Kredit Foto: Indika Energy
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indika Energy Tbk (INDY) tampak menelan pil pahit sepanjang kuartal I 2025. Merujuk laporan keuangan per 31 Maret 2025, laba bersih emiten milik keponakan mendiang mantan Presiden Soeharto, Agus Lasmono, ini hanya mencapai US$2,89 juta, anjlok 85,58% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$20,11 juta. Penurunan ini tak lepas dari dampak melemahnya harga jual rata-rata batubara.

Tak hanya laba bersih yang merosot, pendapatan konsolidasian INDY pun turun 13,75% secara tahunan (yoy), dari US$567,3 juta menjadi US$489,59 juta pada kuartal pertama 2025. Penyebab utamanya berasal dari penurunan kontribusi dua anak usaha utama, yakni Kideco Jaya Agung dan Indika Indonesia Resources (IIR).

Baca Juga: Bukan Salah HBA! ESDM Bongkar Akar Masalah Penurunan Harga Batu Bara

Pendapatan Kideco tercatat turun menjadi US$400,1 juta. Ini sejalan dengan turunnya harga jual rata-rata (ASP) batubara sebesar 12,9%, menjadi US$52,0 per ton. Sementara itu, volume penjualan batubara Kideco masih mampu mencapai 7,3 juta ton, dengan 41% di antaranya dijual ke pasar domestik, angka yang jauh melampaui ketentuan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 25%. Sisanya sebanyak 59% diekspor ke negara-negara seperti China, India, Jepang, Korea Selatan, dan lainnya.

Di sisi lain, Indika Indonesia Resources (IIR) mengalami penurunan pendapatan drastis hingga 86,5% yoy menjadi hanya US$9,3 juta. Pendapatan dari perdagangan batubara merosot dari US$33,7 juta (volume 1 juta ton) pada kuartal I 2024 menjadi hanya US$5,6 juta (volume 0,1 juta ton) pada periode yang sama tahun ini.

Salah satu faktor yang memperburuk kondisi adalah kebijakan baru penggunaan Harga Batu Bara Acuan (HBA) mulai 1 Maret 2025, yang turut menekan performa Kideco dan IIR. Meski demikian, INDY tetap menunjukkan arah strategis yang jelas.

Baca Juga: APBI Nilai Kebijakan Batu Bara Trump Tak Ganggu Ekspor Indonesia

“Hasil kinerja kuartal I/2025 mencerminkan tantangan yang dihadapi di sektor batu bara, khususnya akibat harga jual yang menurun,” ungkap Direktur Utama Indika Energy, M. Arsjad Rasjid P.M. 

Namun, Arsjad menegaskan bahwa perusahaan tidak bergantung sepenuhnya pada sektor batubara. INDY kini lebih fokus mengembangkan bisnis di sektor non-batubara seperti mineral, energi baru dan terbarukan, serta kendaraan listrik.

“Keputusan kami mengalokasikan 94% belanja modal untuk bisnis non-batu bara mencerminkan arah strategis perusahaan menuju masa depan rendah karbon,” ujarnya. 

Dengan strategi diversifikasi yang semakin agresif dan komitmen terhadap keberlanjutan, Indika Energy tetap percaya diri menatap masa depan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: