Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali melemah dalam perdagangan di Senin (5/5). Pasar menyoroti menguatnya ketidakpastian dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilansir dari Reuters, Selasa (6/5), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya tergelincir hingga ke 99,5. Meski demikian, ia terpantau perlahan kembali bangkit.
Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex, Marc Chandler menyebut bahwa penurunan dolar kali ini sebagian disebabkan oleh aksi jual dari investor yang sebelumnya mengambil posisi besar tanpa lindung nilai (un-hedged positions).
"Investor khawatir bahwa penerapan tarif akan diperluas oleh AS. Mereka menyoroti adanya kemungkinan tarif baru terhadap semikonduktor," ujar Chandler.
Trump baru-baru ini kembali menegaskan komitmennya pada strategi tarif, termasuk menerapkan tarif 100% terhadap film asing. Ia menyebut kebijakan tersebut akan menarik investasi ke AS.
Pemerintahan Trump juga tetap bertahan pada narasi bahwa kombinasi tarif, pemotongan pajak, dan deregulasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Namun, ketegangan pasar sedikit mereda setelah adanya komitmen tidak akan mencopot Ketua Federal Reserve (The Fed). Jerome Powell dari Trump. Meski demikian, ia tetap mendorong penurunan suku bunga.
Baca Juga: Scott Bessent Ungkap Resep Kebijakan Ekonomi Trump, Sebut Akan Sedot Investasi ke AS
Baca Juga: Tepis Kekhawatiran Resesi, Menkeunya Trump Sebut Ekonomi Amerika Tangguh: Sejarah Telah Membuktikan!
The Fed dijadwalkan akan segera mengumumkan keputusan suku bunga di mana pasar secara luas mengantisipasi suku bunga akan tetap ditahan, terutama setelah data ketenagakerjaan bulan menunjukkan hasil yang solid di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement