Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Eropa Melemah, Investor Soroti Ancaman Tarif Farmasi Trump

Bursa Eropa Melemah, Investor Soroti Ancaman Tarif Farmasi Trump Kredit Foto: Flickr/European Parliament
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa melemah dalam perdagangan di Selasa (6/5). Pasar terseret kekhawatiran atas kebijakan perdagangan yang tidak dapat diprediksi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, Rabu (8/5), Stoxx Index 600 ditutup turun 0,2% menjadi 536,35. Capaian tersebut mengakhiri reli kemenangan sepuluh hari berturut-turut dari Bursa Eropa.

Baca Juga: Trump Mesti Waspada, Uni Eropa Dikabarkan Persiapkan Tarif Balasan ke AS

Ekonom Rabobank, Teeuwe Mevissen mengatakan pasar kembali diliputi kekhawatiran menyusul ancaman tarif baru dari Trump.

AS diketahui berencana untuk mengumumkan tarif farmasi dalam dua minggu ke depan, hanya sehari setelah ia mengumumkan tarif 100% terhadap film yang diproduksi di luar AS.

“Jika ada satu hal yang sangat tidak disukai investor, itu adalah ketidakpastian dan itu jelas bukan kabar baik bagi pasar saham,” ujar Mevissen.

Namun Trump juga memberikan sedikit kelegaan dengan pengumuman bahwa pihaknya akan segera bertemu dengan China. Hal tersebut dalam rangka membahas kesepakatan dagang di Swiss.

Adapun Federal Reserve (The Fed) juga menjadi perhatian dari investor. Ketua The Fed, Jerome Powell diperkirakan  akan mempertahankan suku bunga dari AS.

Dari Eropa, data survei terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berlanjut pada April 2025. Namun ia terbilang melambat karena melemahnya permintaan dan sektor jasa utama hampir stagnan.

Dari Jerman, Pemimpin Grup Konservatif, Friedrich Merz  akhirnya terpilih sebagai kanselir dalam pemungutan suara parlemen kedua setelah sempat gagal secara mengejutkan dalam pemungutan suara awal.

Baca Juga: Uni Eropa Berikan Peringatan Keras ke Trump: Kami Tidak Lemah!

“Ini sangat tidak khas bagi Jerman, yang dikenal karena stabilitas politiknya. Sampai baru-baru ini, tidak terbayangkan bahwa parlemen tidak langsung memilih kandidat kanselir,” jelas Mevissen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: