Harga Turun, Upah Naik! Trump Desak Fed Turunkan Bunga: 'Apa Lagi yang Ditunggu Powell?'
Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump kembali melontarkan desakan keras kepada Ketua The Federal Reserve Jerome Powell agar segera memangkas suku bunga acuan. Desakan ini muncul setelah data inflasi terbaru menunjukkan perlambatan signifikan, dengan harga kebutuhan pokok merosot dan daya beli masyarakat membaik.
“Tidak ada inflasi, dan harga bensin, energi, bahan makanan—hampir semuanya—turun! THE FED harus turunkan suku bunga, seperti yang sudah dilakukan Eropa dan China. Apa yang salah dengan ‘Terlambat Powell’? Amerika siap tumbuh pesat. Biarkan saja berjalan, ini akan jadi sesuatu yang luar biasa!” tulis Trump dalam unggahan media sosialnya, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Gedung Putih turut merayakan data inflasi April yang diklaim sebagai yang terendah dalam lebih dari empat tahun terakhir. Indeks Harga Konsumen (CPI) utama dan versi intinya—yang tidak memasukkan harga makanan dan energi—masing-masing hanya naik 0,2% dibanding bulan sebelumnya. Angka ini di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan kenaikan 0,3%.
Baca Juga: Trump Amankan Komitmen Investasi Saudi Senilai US$600 Miliar, Terbesar Sepanjang Sejarah
Secara tahunan, inflasi utama berada di 2,3%, sementara inflasi inti bertahan di 2,8%. Keduanya merupakan level terendah sejak awal 2021, saat lonjakan inflasi mulai mencuat. Meski tekanan harga mereda, biaya tempat tinggal tetap menjadi penyumbang utama kenaikan bulanan, bersama perabot rumah, layanan medis, dan asuransi kendaraan.
Penurunan harga yang signifikan juga terlihat di beberapa sektor utama. Harga bahan makanan turun 0,4%, sementara harga telur jatuh 12,7%—penurunan bulanan terbesar sejak 1984. Harga bensin juga menurun untuk bulan ketiga berturut-turut, meski biaya gas alam justru naik.
Upah riil pekerja naik 1,9% dibanding tahun lalu dan telah meningkat selama tiga bulan terakhir. Harga tiket pesawat, hotel, energi, dan mobil bekas juga tercatat lebih rendah dibanding tahun lalu—memberi ruang napas tambahan bagi konsumen.
Baca Juga: Meski Trump Melunak, Efek Tarif Impor Masih Pengaruhi Ekonomi Global
Namun, beberapa ekonom mengingatkan bahwa dampak dari kebijakan tarif impor pemerintahan Trump mungkin belum sepenuhnya terasa. Lonjakan harga perlengkapan rumah tangga dan peralatan audio—yang naik hampir 9%—menunjukkan potensi tekanan harga baru di bulan-bulan mendatang.
Pasar keuangan merespons data ini dengan optimisme. Kontrak berjangka indeks S&P 500 naik tipis, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun turun ke kisaran 3,98%, dan dolar AS melemah 0,3%.
Meskipun data inflasi memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan, Powell dan jajaran belum memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan. Namun tekanan politik dari Gedung Putih diperkirakan akan terus menguat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement