- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pendapatan Nihil, Rugi Makin Lebar! Proyek Batu Bara AIMS Tertahan Izin

PT Artha Mahiya Investama Tbk (AIMS) mencatatkan pembengkakan rugi bersih menjadi Rp 332,4 juta, lebih dalam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di tengah nihilnya pendapatan operasional.
Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit yang berakhir pada 31 Maret 2025, dari Keterbukaan Informasi, Rabu (14/5/2025) AIMS membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp332.4 juta. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan rugi bersih pada kuartal I 2024 yang tercatat sebesar Rp232 juta.
Kenaikan kerugian ini sejalan dengan belum adanya pendapatan yang berhasil diraih perusahaan. Sama seperti kuartal I 2024, AIMS tidak mencatatkan adanya pendapatan usaha maupun beban pokok pendapatan pada triwulan pertama tahun ini.
Membengkaknya kerugian terutama dipicu oleh peningkatan beban umum dan administrasi. Pada kuartal I 2025, beban umum dan administrasi AIMS mencapai Rp332.1 juta, naik dari Rp232 juta pada kuartal I 2024.
Kontributor utama kenaikan beban ini adalah pos gaji dan tunjangan yang melonjak menjadi Rp259.9 juta dari sebelumnya Rp52.3 juta di periode yang sama tahun lalu.
Kondisi ini berdampak langsung pada posisi ekuitas perusahaan. Jumlah ekuitas AIMS tergerus drastis menjadi hanya Rp6.5 juta per 31 Maret 2025, anjlok dari Rp338.8 juta pada akhir Desember 2024. Penurunan ini disebabkan oleh akumulasi defisit yang semakin besar.
Dari sisi arus kas, AIMS masih mengandalkan dukungan finansial dari pihak berelasi untuk menopang kegiatan operasionalnya. Pada kuartal I 2025, perusahaan mencatatkan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp162.9 juta.
Sementara itu, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan, yang seluruhnya berasal dari penambahan pinjaman pihak berelasi, mencapai Rp167 juta.
Sebagai perbandingan, pada kuartal I 2024, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi adalah Rp218.5 juta, dan arus kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp226.5 juta.
Peningkatan ketergantungan pada utang ini tercermin pada rasio liabilitas bersih terhadap ekuitas yang melonjak tajam menjadi 592,91 kali per 31 Maret 2025, dari 10,39 kali pada akhir Desember 2024. Hal ini mengindikasikan tingginya risiko keuangan yang dihadapi perusahaan.
Laporan keuangan juga mengungkapkan bahwa AIMS belum berhasil merealisasikan perjanjian jual beli batubara karena kendala perizinan dan tidak memiliki karyawan tetap per 31 Maret 2025.
Tantangan utama bagi AIMS ke depan adalah bagaimana menghasilkan pendapatan, mengelola beban usaha secara efektif, dan memperbaiki struktur permodalan yang kini sangat bergantung pada utang dari pihak berelasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement