Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak dunia ditutup melemah pada perdagangan di Kamis (15/5). Pasar minyak menyoroti naiknya ekspektasi tercapainya kesepakatan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Hal itu diperkirakan akan membuka jalan bagi pelonggaran sanksi dan peningkatan pasokan minyak global.
Dilansir dari Reuters, Jumat (16/5), Minyak Brent turun 2,36% menjadi US$64,53 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,42% ke level US$61,62 per barel.
Baca Juga: Emiten Milik Bakrie Group (ENRG) Temukan Cadangan Minyak Bumi di Riau
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengungkapkan bahwa pihaknya semakin dekat mencapai kesepakatan jangka panjang dengan Teheran. Iran sebelumnya dikabarkan menyatakan bersedia menyepakati kesepakatan baru dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi dari AS.
"Pencabutan sanksi yang segera terjadi akibat kesepakatan nuklir dapat membuka tambahan pasokan hingga 800.000 barel per hari dari Iran ke pasar global," kata SEB Analyst, Ole Hvalbye.
Baca Juga: Citra Borneo Utama (CBUT) Alokasikan Capex Rp150 Miliar, Bidik Pasar Minyak Goreng Kemasan Nasional
Geopolitik Timur Eropa juga menjadi sorotan. Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini menolak tantangan untuk bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Turki.
Adapun Badan Energi Internasional (IEA) merevisi naik proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2025 menjadi 740.000 barel per hari, naik 20.000 bph dibanding laporan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang lebih tinggi dan harga minyak yang lebih rendah.
Baca Juga: 6 Keunggulan Minyak Sawit sebagai Kebutuhan Penting bagi Masyarakat Dunia
Baca Juga: Setidaknya Terdapat 7 Manfaat Implementasi Kebijakan Mandatori Biodiesel di Indonesia
IEA juga mencatat bahwa tantangan ekonomi dan penjualan kendaraan listrik yang memecahkan rekor diperkirakan akan menekan laju pertumbuhan permintaan menjadi 650.000 barel per hari untuk sisa tahun ini, turun dari pertumbuhan hampir 1 juta bph pada kuartal pertama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement