Targetkan Layanan Pos Komersial Cakup 50% Provinsi, Meutya Hafid Beri Waktu 1,5 Tahun
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menetapkan tenggat waktu 1,5 tahun bagi pelaku industri pos dan kurir untuk memperluas jangkauan layanan komersial mereka ke 50% provinsi di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari implementasi Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital (Permenkomdig) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial yang baru diluncurkan pada Jumat (15/5), di Jakarta.
“Tidak hanya daerah-daerah yang ‘gemuk’, tetapi juga sampai ke pelosok negeri itu harus dijangkau oleh industri,” tegas Meutya dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa industri pos memiliki peran strategis sebagai tulang punggung distribusi nasional dan fondasi ketahanan ekonomi. Pemerintah pun mendorong agar perusahaan pos dan kurir tidak hanya beroperasi di wilayah perkotaan atau pusat ekonomi, tetapi menjangkau kawasan 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Menurut Meutya, target ini merupakan bagian dari upaya konkret membangun sistem logistik nasional yang inklusif dan merata sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Industri ini bukan hanya soal kirim barang, tapi menyampaikan harapan, mempererat konektivitas, dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat," katanya.
Senada, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo menyebut perluasan layanan ini penting untuk menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian lokal. Ia menyayangkan masih banyak perusahaan pos dan kurir yang hanya beroperasi di wilayah terbatas.
“Dengan adanya program ini, kita dorong agar mereka memperluas jaringan ke daerah-daerah yang belum terjangkau,” ujar Angga.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sektor transportasi dan pergudangan—yang mencakup pos dan kurir—tumbuh 9,01% secara tahunan pada triwulan pertama 2025. Lebih dari 6 juta tenaga kerja terserap di sektor ini, menjadikannya sektor vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam konteks pandemi COVID-19, Meutya juga mengingatkan peran penting kurir yang tetap bekerja mengantar logistik ketika aktivitas masyarakat dibatasi.
“Dulu saat dunia hampir terhenti, para kurir tetap bergerak. Tercatat lebih dari 7 juta paket per hari dikirimkan saat puncak pandemi. Ini bukti bahwa kerja yang tampak sederhana adalah kekuatan besar bangsa,” tutur Meutya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement