Danantara–RDIF Bentuk Dana Investasi Rp37,8 Triliun, Dorong Kolaborasi Strategis Indonesia–Rusia
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Perusahaan holding investasi Indonesia, Danantara, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Russian Direct Investment Fund (RDIF) untuk membentuk dana investasi bersama senilai 2 miliar Euro atau setara Rp37,8 triliun.
Kesepakatan ini diumumkan oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani, dalam pernyataannya di Hotel Taleon, St. Petersburg, Rusia, pada Jumat (20/6).
Rosan menyebut kerja sama ini sebagai langkah konkret untuk memperkuat hubungan ekonomi strategis antara Indonesia dan Rusia. Menurutnya, dana bersama tersebut akan difokuskan pada sektor-sektor prioritas yang sangat relevan dengan kebutuhan masa depan Indonesia, seperti energi terbarukan, infrastruktur digital, kecerdasan buatan (AI), dan mineral kritis.
Ia menambahkan bahwa potensi investasi juga mencakup pengembangan industri bauksit, alumina, aluminium, dan hilirisasi mineral, dengan tim dari pihak Rusia dijadwalkan datang ke Indonesia minggu depan untuk pembahasan lebih lanjut.
Baca Juga: Momen Akrab Prabowo–Putin: Saling Tukar Cinderamata sebagai Simbol Persahabatan Erat Indonesia–Rusia
Selain sektor mineral dan teknologi digital, Rosan mengungkapkan adanya ketertarikan untuk menjalin kolaborasi dalam pengembangan industri galangan kapal berbasis energi listrik dan tenaga surya. Teknologi ramah lingkungan milik mitra Rusia tersebut telah terbukti digunakan secara luas di wilayah sungai dan laut, dan dianggap sangat sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Langkah operasional dari dana investasi bersama ini disebut akan dimulai dalam waktu dekat. Rosan optimistis bahwa finalisasi teknisnya dapat selesai paling lambat dalam waktu satu bulan. Ia juga menekankan bahwa kolaborasi dengan RDIF bukan satu-satunya langkah ekspansi Danantara. Sebelumnya, perusahaan ini telah menjalin kerja sama serupa dengan mitra dari Tiongkok, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
“Kami baru saja membentuk dana bersama senilai 1 miliar dolar AS dengan China, dan saya akan segera ke Arab Saudi untuk bertemu dengan PIAF (Public Investment Fund),” ujar Rosan.
Terkait penggunaan mata uang Euro dalam kerja sama dengan Rusia, Rosan menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama, menyesuaikan dengan preferensi dari investor Rusia yang menjadi mitra mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement