Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

QRIS Cross Border, Mendorong Ekonomi Mikro di Kepulauan Riau Terus Mendunia

QRIS Cross Border, Mendorong Ekonomi Mikro di Kepulauan Riau Terus Mendunia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Batam -

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau semakin serius mendorong perekonomian mikro agar terus berkembang. Lantaran berada di daerah perbatasan, sistem pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) lintas negara tentu dibutuhkan untuk kemudahan. 

Fenomena transaksi keuangan seperti ini, mukin tak terpikirkan oleh pengelola rumah makan atau toko produk UMKM di pasar dan bandara atau pelabuhan. Tapi kini, pembayaran lintas negara bukan lagi monopoli kartu kredit atau dompet digital internasional yang berbasis di Amerika atau Eropa. 

Sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada Agustus 2019, QRIS telah menjadi sistem pembayaran standar nasional yang berhasil menyatukan pelbagai metode transaksi dengan platform digital secara efektif dan efisien. 

QRIS, sistem pembayaran QR code milik Indonesia ini terus berkembang dengan kerjasama regional yang melahirkan QRIS Cross Border Payment, kini menjadi jembatan baru antarnegara, menghubungkan pelaku ekonomi kecil atau menengah di Indonesia dengan konsumen dari negara tetangga di Asia.

Melalui proyek ASEAN Payment Connectivity, semua transaksi secara otomatis dikonversi antar mata uang dengan kurs yang transparan. Seperti konsumen dari Singapura, Malaysia dan Thailand kini bisa membayar barang atau jasa di Indonesia hanya dengan memindai QRIS menggunakan aplikasi domestik mereka dan sebaliknya. 

Bagi pelaku UMKM di wilayah perbatasan seperti Batam, Karimun, Bintan, Dumai, Sabang, Pontianak, dan Nunukan, ini adalah revolusi. Pelaku usaha mikro tidak hanya sekadar menjual produknya kepada konsumen lokal, tetapi juga menyasar turis dan pekerja migran dari Malaysia, Singapura, hingga Thailand.

Baca Juga: Transaksi Digital Tumbuh Pesat, QRIS Mencapai 151% di Mei 2025

Di Batam, Kepulauan Riau sendiri, Deputi Kepala Perwakilan BI Kepri, Adidoyo Prakoso merinci, perkembangan QRIS Cross Border tercatat terus meningkat cukup signifikan setiap bulan. Dari sisi merchant, ada total penambahan merchant QRIS di Kepri sepanjang Januari sampai April 2025 ada penambahan sekitar 48.812 merchant

"Sejak diluncurkan hingga April 2025, sedikitnya ada 628.056 merchant telah terkoneksi QRIS Cross Border. Ini menunjukan pertumbuhan sebesar 19,50 persen yang terbanyak berada di Kota Batam 81,98 persen dan merchant UMI 40,33 persen,” katanya, saat bincang media pekan lalu.

Menurutnya, ada juga catatan peningkatan grafik volume transaksi sebesar 5,05 Juta transaksi. Terhitung pada Januari hingga April 2025 terdapat volume transaksi sebesar 18.069.086 atau tumbuh sebesar 104,85 persen (yoy).

“Nominal transaksi pada bulan April 2025 tercatat sebesar Rp688 miliar, sehingga total sepanjang bulan Januari hingga April 2025 terdapat nominal transaksi sebesar Rp2,60 triliun atau tumbuh sebesar 345,01 persen," jelasnya. 

Transaksi tertinggi menggunakan metode QRIS Cross Border ada dari Malaysia, total volume transaksi sejak Mei 2023 hingga April 2025 tercatat 54.250 kali transaksi dengan total nominal sekitar Rp15,29 miliar. 

"Disusul volume transaksi dari payment Singapura yang tercatat sejak November 2023 hingga April 2025 sebanyak 10.759 transaksi dengan Rp3,69 miliar. Sementara volume dari Thailand sejak Agustus 2022 hingga April 2025 ada sekitar 852 transaksi dengan total nominal Rp44 juta," ujar adidoyo. 

Bukan hanya revolusioner digital perbankan, melalui metode digital QR antarnegara ini juga mampu melayani pengiriman uang dengan memangkas biaya remitansi hingga 30 persen dibandingkan konvensional. 

Seperti halnya ratusan ribu WNI sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri, yang dapat langsung mengirim uang kepada keluarga di Indonesia melalui dompet digital untuk segera dipergunakn bertransaksi. 

Meski telah berjalan hingga kini, penerapan QRIS Cross Border mestilah terdapat tantangan dan hambatan. Butuh integrasi lintas negara, sinkronisasi regulasi antar bank sentral. Standarisasi keamanan data tinggi serta perlu infrastruktur digital yang kuat di kedua sisi.

Misalnya, beberapa pelaku UMKM juga belum memiliki pemahaman memadai soal konversi mata uang otomatis. Di sisi lain, masih ada kendala jaringan internet di wilayah terpencil.

Kantor Bank Indonesia perwakilan Kepri bersama pemerintah daerah juga terus gencar melakukan edukasi dan sosialisasi ke UMKM lewat program dan event Carnival.

Baca Juga: Berkat QRIS, Transaksi Digital di Indonesia Tembus 3,79 Miliar Transaksi di April 2025

Carnival yang dikemas dengan berbagai festival dan kegiatan bazar UMKM diselenggarakan sejak 2024, sebagai upaya peningkatan transaksi dan literasi terhadap digital perbankan pada sekala masyarakat di kabupaten/kota yang ada. 

Pengalaman menarik tentang QRIS, diceritakan oleh Rianti pengelola rumah makan di sekitar Pelabuhan Batam Center, Batam, yang telah mengikuti program BI Kepri. Kata dia, suara turis dengan logat berbeda selalu terdengan saat berkata QR saja bisa setiap kali ingin melakukan pembayaran di kasir. 

"Kebanyakan warga Singapura dan Malaysia yang baru saja menyeberang dengan kapal feri dari Johor Bahru atau Harberfront. Mereka biasa membuka aplikasi DuitNow di ponsel untuk memindai stiker QRIS di meja kasir, transaksi dengan mudah seakan sekedip mata," katanya, Minggu (22/6/25).

Dalam perkembangan zaman dari segi teknologi dan ekonomi digital, QRIS mungkin hanya potongan kecil dari revolusi besar. Namun, bagi jutaan pelaku UMKM, QRIS Cross Border adalah harapan agar mereka tak lagi tertinggal, agar dagangannya bisa bersaing, produknya bisa dipasarkan secara regional supaya masa depan tak melulu milik mereka yang besar dan kuat. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Romus Panca
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: