Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak! Profesi Ini Jadi Rebutan Brand Besar di Tengah Kesulitan Ekonomi

Simak! Profesi Ini Jadi Rebutan Brand Besar di Tengah Kesulitan Ekonomi Kredit Foto: Unsplash/Amanda Vick
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era dunia kerja yang makin kompetitif, ditambah dengan perusahaan yang memperketat anggaran akibat tekanan ekonomi global, rupanya profesi influencer marketing justru makin tumbuh. Influencer ini jadi sektor yang tiba tiba naik daun di tengah sulitnya mencari pekerjaan.

Mengutip dari Taipei Times, sebuah data statistic menyebutkan jika industri influencer marketing global diproyeksikan tumbuh hingga 36% tahun ini, dengan nilai mencapai US$33 miliar. Bahkan, Deloitte mencatat investasi merek terhadap influencer meningkat 49% tahun lalu, mengalahkan anggaran iklan konvensional di berbagai sektor.

“Kita memang melihat banyak brand mulai memangkas pengeluaran iklan secara umum, tapi ekonomi kreator justru sedang naik daun,” kata Kenny Gold dari Deloitte Digital dikutip Senin (23/6/2025).

Baca Juga: Telkom Perkuat Talenta Digital Muda Indonesia Lewat Program Digistar Connect

Fenomena ini terjadi seiring berubahnya perilaku konsumen, khususnya generasi muda seperti Gen Z, yang semakin skeptis terhadap iklan korporat tradisional dan lebih mempercayai sosok individu yang dianggap autentik dan relevan.

CEO Unilever Fernando Fernandez bahkan mengumumkan akan merekrut 20 kali lebih banyak influencer dalam strategi pemasaran sosial mereka, dengan menaikkan alokasi anggaran media sosial dari 30% menjadi 50%.

Kenaikan ini juga menciptakan peluang kerja baru di berbagai bidang pendukung, mulai dari manajemen konten, analisis data media sosial, hingga agensi influencer spesialis. Dalam beberapa kasus, influencer dengan pengikut kecil atau mikro-influencer justru menjadi pilihan utama brand karena memiliki tingkat kepercayaan tinggi dari audiens mereka.

“Orang lebih percaya orang lain dibanding merek,” ujar Rahul Titus, Kepala Divisi Influencer Global di Ogilvy.

Namun, pesatnya pertumbuhan ini juga membawa tantangan, termasuk risiko reputasi seperti kasus pemutusan kerjasama Adidas dengan Kanye West, hingga ancaman otomatisasi dari kemunculan influencer berbasis kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga: Kreator YouTube RI Makin Tajir! Pendapatan Capai Miliaran

Kendati begitu, pengamat menilai tren ini belum akan melambat. Menurut  Oliver Lewis, CEO The Fifth, dahulu influencer hanya pelengkap, namun sekarang sudah jadi pusat strategi pemasaran.

Di tengah kondisi kerja yang semakin ketat, profesi di industri influencer marketing dan ekonomi kreator tampaknya menjadi peluang nyata bagi generasi muda yang ingin bertahan, dan berkembang, di era digital ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: