Bantu Pulihkan Pariwisata Indonesia, Peran Influencer di Era Digital Kian Mampu Diandalkan
Industri pariwisata Indonesia menunjukkan sinyal positif pasca pencabutan total aturan masuk COVID-19 yang berlaku sejak tahun lalu. Destinasi wisata populer kembali dipadati pengunjung, dengan pergerakan wisatawan domestik di semester pertama tahun 2023 mencapai 433,57 juta perjalanan (meningkat 12,57% dibandingkan tahun 2022).
Meskipun industri pariwisata Indonesia menunjukkan tren pemulihan yang positif, muncul pula tantangan baru, yaitu beradaptasi dengan era digital. Pendekatan pemasaran tradisional yang dulunya efektif mungkin tidak lagi memadai di era ini.
Hal itu terlihat dari tingginya tingkat pemblokiran iklan di Indonesia, khususnya pada kalangan usia 16-34 tahun, mencapai 41%. Hal ini mengakibatkan penurunan Rasio Klik-Tayang (CTR) untuk iklan tradisional, seperti iklan berbasis programmatic.
Baca Juga: Gandeng Garuda Indonesia, BCA Perlebar Pangsa Pasar di Sektor Pariwisata
Di sisi lain, konsumen Indonesia semakin skeptis terhadap iklan tradisional. Survei menunjukkan bahwa 87% konsumen Indonesia lebih percaya pada rekomendasi dari influencer atau selebriti dibandingkan iklan tradisional. Keadaan ini memaksa para pelaku usaha di industri pariwisata untuk mengevaluasi kembali strategi pemasaran mereka.
Antoine Gross, General Manager impact.com untuk Asia Tenggara dan India, menyatakan bahwa pemasaran influencer menjadi strategi penting bagi brand untuk menjangkau dan membangun hubungan dengan calon pelanggan di tengah era digital ini. Di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata, pemasaran influencer memiliki daya tarik yang besar dan menunjukkan potensi yang menjanjikan di masa depan.
Hal itu dibuktikan dengan 18% konsumen Indonesia yang menjadikan rekomendasi influencer sebagai acuan dalam mengambil keputusan pembelian terkait perjalanan.
Popularitas pemasaran influencer ini juga tercermin dalam proyeksi pengeluaran iklan di pasar Periklanan Influencer Indonesia, yang diprediksi mencapai US$225 juta pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan kepercayaan besar para pelaku usaha terhadap efektivitas pemasaran influencer dalam menjangkau target pasar yang tepat dan mendorong konversi penjualan.
Baca Juga: Strategi Pemasaran Global ala STB Mampu Kukuhkan Bisnis dan Pariwisata
Di era digital, influencer perjalanan telah menjadi kekuatan yang tak terelakkan dalam industri pariwisata. Mereka bukan sekadar pengiklan impersonal, melainkan individu yang membangun kepercayaan dengan audiens mereka melalui petualangan dan wawasan otentik.
Keunggulan utama influencer perjalanan terletak pada kemampuan mereka dalam menjalin hubungan yang kuat dengan pengikutnya. Berbeda dengan iklan tradisional yang sering kali terasa impersonal, influencer perjalanan menghadirkan rekomendasi berdasarkan pengalaman nyata, dilengkapi dengan visual yang menarik dan cerita yang memikat. Hal ini membuat destinasi impian terasa lebih mudah dijangkau dan membangkitkan rasa ingin tahu para pengikut.
Lebih dari itu, influencer perjalanan sering kali memiliki niche atau spesialisasi tertentu, seperti wisata kuliner, petualangan alam, atau wisata budaya. Hal ini memungkinkan brand untuk terhubung dengan audiens yang sangat relevan dan memiliki minat yang sama dengan niche influencer tersebut.
Keefektifan influencer perjalanan dalam mendorong konversi pun telah teruji. Dengan menginspirasi pengikut melalui konten interaktif, ulasan, dan rekomendasi, brand dapat meningkatkan buzz di sekitar destinasi, menjangkau audiens baru, dan mendorong engagement. Pada akhirnya, hal ini dapat berujung pada peningkatan pemesanan dan keuntungan bagi brand.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement