Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Susul Panasnya Israel-Iran, Ketegangan China-Taiwan Meningkat Gegara Ucapan Lai Ching-te

Susul Panasnya Israel-Iran, Ketegangan China-Taiwan Meningkat Gegara Ucapan Lai Ching-te Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hubungan China dan Taiwan baru-baru ini memanas menyusul pernyataan dari Presiden Taiwan Lai Ching-te. Hal ini menambah tensi tinggi geopolitik yang tengah terjadi di Asia.

China baru-baru ini memberikan kritikan pedas ke Lai Ching-te. Ia dituduh telah melakukan penyimpangan sejarah, provokasi, dan menyebarkan ajaran sesat karena menyuarakan keabsahan hukum negara dari Taiwan.

Baca Juga: China Mengecam Keras Serangan AS ke Iran, Ikut Perang?

"Itu adalah deklarasi kemerdekaan yang terang-terangan memicu konfrontasi lintas selat, penuh dengan kesesatan dan kekeliruan," ujar China, dilansir dari Reuters, Selasa (24/6).

Beijing mengklaim bahwa wilayah tersebut, yang saat ini memiliki pemerintahan demokratis sendiri, adalah wilayah suci milik China.

Taiwan juga disebut tidak memiliki hak untuk disebut sebagai negara berdaulat. Lai dianggap sebagai separatis, dan menyatakan bahwa pulau tersebut tidak pernah menjadi negara.

Sebelumnya, Presiden Taiwan Lai Ching-te menegaskan bahwa hanya rakyatnya yang berhak menentukan masa depan mereka sendiri.

Ia juga menyoroti bahwa wilayahnya tidak pernah diperintah oleh China. Hal ini menjadikannya tidak memiliki hak untuk mengklaim atau berbicara atas nama pulau tersebut.

Taiwan sendiri telah berulang kali menawarkan dialog damai dengan Beijing. Hal tersebut selalu dibalas dengan penolakan serta  peningkatan tekanan militer dan diplomatik, termasuk melalui latihan perang yang dilakukan oleh China.

Baca Juga: Memohon ke China, Rezim Trump Kelabakan Dengar Iran Mau Tutup Selat Hormuz

Adapun Ketegangan China-Taiwan ini menambah gejolak geopolitik yang tengah berlangsung di Asia. Di Timur Tengah, dunia dibuat khawatir oleh konflik dari Israel-Iran. Hal ini menyusul potensi meluasnya konflik tersebut yang dapat menyeret negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: