Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Eropa Melemah, Investor Saham Waspadai Batas Waktu Tarif AS

Bursa Eropa Melemah, Investor Saham Waspadai Batas Waktu Tarif AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Reli Bursa Eropa terhenti pada Rabu (25/6). Investor saham mulai mempertimbangkan kembali ketahanan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Mereka juga mengalihkan fokus ke batas waktu jeda tarif dari Amerika Serikat (AS) di 8 Juli 2025.

Dilansir dari Reuters, Kamis (26/6), Indeks Stoxx 600 melemah 0,7% ke 536,98. Hal itu terjadi setelah bursa sempat mencatat lonjakan intraday tertinggi dalam lebih dari sebulan. Penurunan ini menyeret sebagian besar sektor ke zona merah, dengan hanya empat sektor yang mencatatkan kenaikan.

Baca Juga: Bersertifikat EPD, Baja RI Kini Siap Hadapi Pajak Karbon Eropa

Saham sektor pertahanan melonjak, didorong oleh janji untuk meningkatkan belanja militer secara besar-besaran dari North Atlantic Treaty Organization (NATO). Presiden Amerika Serikat, Donald Trump turut menenangkan kekhawatiran sekutu dengan menyatakan dukungan kuat Washington.

Namun, sebagian besar bursa utama zona euro ditutup melemah. Spanyol memimpin penurunan, dibebani kekhawatiran atas kekurangan anggaran pertahanannya dan data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi ke 0,6% pada awal 2025.

Jerman juga mengalami penurunan meskipun pemerintah menyetujui anggaran investasi terbesar sepanjang sejarah. Sementara itu, Prancis dan Inggris juga tergelincir mengikuti tren negatif di kawasan.

Adapun Israel dan Iran telah melakukan gencatan senjata dan hal itu tampak masih bertahan, namun keraguan tetap menyelimuti. Harapan akan perdamaian yang berkelanjutan meningkat setelah adanya pembicaraan yang cukup positif dari Iran-AS.

Namun, investor tetap berhati-hati dengan batas waktu jeda tarif di 8 Juli. Sementara Uni Eropa berpacu mengamankan kesepakatan perdagangan — sejauh ini hanya tercapai dengan Inggris.

"Saham Eropa masih dihadapkan pada tekanan perdagangan, dan antusiasme terhadap pelonggaran bank sentral maupun saham pertahanan sudah tidak lagi menjadi faktor pendorong utama," kata Analis Senior Swissquote Bank, Ipek Ozkardeskaya.

Ia menambahkan bahwa reli sebelumnya kemungkinan terlalu berlebihan, dan pasar mungkin akan mengalami konsolidasi atau bahkan kecenderungan bearish dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Trump Dikibuli Manuver Israel, Marah Soal Pelanggaran Gencatan Senjata

Di sisi lain, saham otomotif euro naik 1,3%. Hal itu terjadi setelah data menunjukkan penjualan mobil pada bulan lalu meningkat 1,9% secara tahunan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: