Kredit Foto: Dok. Kemendag
“Kami menyadari, untuk mencapai tujuan ini, kolaborasi lintas sektor dan kerja sama internasional sangat penting. Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dengan negara-negara maju dan sektor swasta dalam pengembangan teknologi hijau dan peningkatan kapasitas energi bersih. Kami juga menyederhanakan regulasi terkait infrastruktur hijau dan penggunaan teknologi dalam peningkatan efisiensi tranportasi, sekaligus memberikan insentif fiskal untuk mendorong penerapan teknologi bersih di sektor industri dan transportasi,” ujar Wamendag Roro.
Wamendag Roro melanjutkan, sebagai negara yang peduli terhadap perubahan iklim, Indonesia juga menghadapi kebijakan internasional yang semakin ketat, seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang diterapkan Uni Eropa dan negara maju lainnya. Kebijakan tersebut mengharuskan komoditas ekspor Indonesia, seperti minyak kelapa sawit, karet, kopi, dan produk kayu untuk memenuhi standar keberlanjutan dan persyaratan pengurangan jejak karbon.
“Kami menyambut kebijakan tersebut sebagai tantangan untuk terus meningkatkan kualitas produk ekspor Indonesia. Namun, kami juga perlu mengoptimalkan sumber daya untuk memastikan bahwa produk kami tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga kompetitif di pasar global yang semakin menuntut keberlanjutan,” imbuhnya.
President Director & Country Holding Officer ABB Indonesia, Gerard Chan mengatakan, ABB mendukung misi Formula E dalam mengakselerasi mobilitas berkelanjutan. "Formula E bukan sekadar olahraga balap mobil biasa, tetapi turut menjadi platform inovasi, teknologi berkelanjutan, dan perayaan masa depan mobilitas," tutup Gerard.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement