Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak naik turun pada Jumat (27/6). Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membuat beragam manuver yang membuat pasar uang bimbang dalam akhir pekan.
Dilansir dari Reuters, Senin (30/6), Indeks dolar (DXY) nyaris tidak berubah pada level 97,36. Namun tercatat mengalami penurunan mingguan sebesar 1,40%. Capaian tersebut merupakan pelemahan terburuk sejak 19 Mei.
Baca Juga: Trump Enggak Mawas Diri, Kesepakatan Nuklir Bareng Iran Terancam Cuma Jadi Mimpi
Trump baru-baru ini menyatakan bahwa pihaknya mengakhiri pembicaraan dagang dengan Kanada. Hal ini memicu kehati-hatian dalam pasar yang dan menekan saham global.
"Jika dilihat secara keseluruhan, pernyataannya menunjukkan betapa tidak terduganya arah kebijakan saat ini, dan asumsi pasar bisa dengan cepat berubah," ujar Kepala Analis Valuta Asing ForexLive, Adam Button.
"Reaksi awal adalah pembelian dolar, namun setelah situasi mereda, kecenderungannya akan kembali turun. Sepanjang tahun ini, perang dagang menjadi beban bagi dolar," tambahnya.
Trump tidak hanya menghentikan pembicaraan dengan Kanada. Ia juga mengkritik keras Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Diketahui, ia menolak pelonggaran sanksi dan mengatakan bahwa ia mungkin akan mempertimbangkan kembali serangan militer terhadap Iran.
Adapun data perekoniam juga menjadi sorotan. Indeks Belanja konsumen secara tak terduga turun pada bulan lalu, menyusul efek dari pembelian barang-barang seperti mobil sebelum tarif diberlakukan. Inflasi bulanan juga tercatat masih moderat.
Laporan mingguan ketenagakerjaan menunjukkan klaim pengangguran berkelanjutan naik ke level tertinggi sejak November 2021. Sementara Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama mencatat penurunan tajam pada konsumsi rumah tangga.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga mungkin diperlukan jika inflasi tidak meningkat seperti yang diharapkan pada musim panas ini. Komentar ini ditafsirkan sebagai sinyal dovish oleh pasar.
Spekulasi juga meningkat bahwa sosok itu tengah diancam penggantian lebih awal oleh Trump. Ketua baru yang lebih dovish bisa menjadi semacam bayangan yang memengaruhi kebijakan sebelum pergantian resmi dilakukan.
Baca Juga: Trump Mau 'Kendalikan' The Fed, Hanya Mau Tunjuk Sosok Berani Pangkas Suku Bunga
Ekspektasi pasar kini mencerminkan pemangkasan suku bunga sebesar 65 basis poin pada akhir tahun, naik dari 46 basis poin hanya seminggu lalu, yang semakin menekan daya tarik dolar terhadap mata uang utama lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement